Kamis, 25 Juni 2020

Pupuk Eco Farming: Panen Lebih Cepat


Eco Farming memiliki 2 (dua) sasaran utama yaitu:
-          Memperbaiki struktur dan tekstur (fisik tanah), biologi dan kimia tanah sehingga lahan menjadi sehat dan subur sebagai media tumbuh bagi tanaman.
-          Menyediakan nutrisi atau unsur hara tanaman lengkap  sehingga tanaman akan tumbuh normal dan  sehat serta akan menghasilkan produksi panen optimal bahkan maksimal (minimal 6 kali/musim sesuai siklus hidupnya).

Manfaat lainnya adalah:
-          Meningkatkan unsur hara tanah
-          Mencegah gangguan hama tanaman
-          Mempercepat masa panen
-          Meningkatkan kuantitas hasil panen secara bertahap.
-          Meningkatkan kualitas hasil panen
-          Meringankan biaya produksi

Eco farming dapat mempercepat masa panen sudah banyak dibuktikan oleh petani. Contohnya pada tanaman kangkung yang dipupuk eco farming dapat panen pada umur 15 hari (biasanya panen 21-22 hari). Silakan lihat videonya berikut ini: https://youtu.be/23CYOiqsecE

Distributor resmi dan pusat informasi Pupuk Eco Farming Indonesia : 0813 8521 9515 (wa/telp)

Jumat, 19 Juni 2020

Eco Farming: Pupuk Sekaligus Pengendalian Hama


Eco Farming: Pupuk Sekaligus Pengendalian Hama
19/6/2020

Eco Farming memiliki 2 (dua) sasaran utama yaitu:
-          Memperbaiki struktur dan tekstur (fisik tanah), biologi dan kimia tanah sehingga lahan menjadi sehat dan subur sebagai media tumbuh bagi tanaman.
-          Menyediakan nutrisi atau unsur hara tanaman lengkap  sehingga tanaman akan tumbuh normal dan  sehat serta akan menghasilkan produksi panen optimal bahkan maksimal (minimal 6 kali/musim sesuai siklus hidupnya).

Manfaat lainnya adalah:
-          Meningkatkan unsur hara tanah
-          Mencegah gangguan hama tanaman
-          Mempercepat masa panen
-          Meningkatkan kuantitas hasil panen secara bertahap.
-          Meningkatkan kualitas hasil panen
-          Meringankan biaya produksi

Setelah di jual secara resmi di pasaran, respon pasar pun cukup positip. Kini, pupuk eco farming sudah dipakai petani di seluruh nusantara. Hebatnya lagi, Eco Farming selain sebagai pupuk super aktif juga berfungsi sebagai pengendali hama. Manfaat dari Eco Farming sebagai pengendali hama tidak diragukan lagi. Pengendali hama disini yaitu bukan membunuh hama tetapi hama tidak menyerang tanaman yang disemprot Eco Farming.  


Contohnya: aplikasi eco farming pada tanaman jagung yang terserang ulat hasilnya ulat pada kabur dan tidak menyerang jagung lagi. Silakan lihat videoanya :  

Ketika eco farming diaplikasikan pada tanaman bawang, ulat yang menyerang pada kabur. Silakan lihat videonya di : https://youtu.be/xQZuH54-iYE atau https://youtu.be/qsmYwrU-gwI

Satu lagi, eco farming mampu mengendalikan hama yaitu aplikasi pada tanaman kacang. Lihat video berikut ini : https://youtu.be/m61pcCNea14




Distributor resmi dan pusat informasi Pupuk Eco Farming Indonesia : 0813 8521 9515 (wa/telp)

Rabu, 17 Juni 2020

Pupuk Eco Farming : Menghemat Biaya Produksi Tanam

Eco Farming memiliki 2 (dua) sasaran utama yaitu:
1.       Memperbaiki struktur dan tekstur (fisik tanah), biologi dan kimia tanah sehingga lahan menjadi sehat dan subur sebagai media tumbuh bagi tanaman.
2.       Menyediakan nutrisi atau unsur hara tanaman lengkap  sehingga tanaman akan tumbuh normal dan  sehat serta akan menghasilkan produksi panen optimal bahkan maksimal (minimal 6 kali/musim sesuai siklus hidupnya).

Manfaat lainnya adalah:
-          Meningkatkan unsur hara tanah
-          Mencegah gangguan hama tanaman
-          Mempercepat masa panen
-          Meningkatkan kuantitas hasil panen secara bertahap.
-          Meningkatkan kualitas hasil panen
-          Menghemat biaya produksi

Manfaat Eco Farming bisa menghemat biaya produksi/tanam sudah terbukti. Mari kita bedah untuk studi kasus pada tanaman padi dengan luas 1 ha.

Pakai Pupuk Kimia (1 Ha) :
- Urea. :  400 kg  = Rp 800.000
- TSP : 200 kg = Rp 600.000
- Phoska : 400kg = Rp 1.120.000
- ZA : 200 kg = Rp  360.000
- Score :         = Rp 500.000
- Pestisida.    = Rp 320.000
                          -------------------
Total biaya    = Rp 3.700.000

Hasil Padi 6-8 Ton

Pakai Eco Farming (1 Ha) :
Untuk tanaman padi sawah luasan lahan 1 hektar dibutuhkan 10 tube pupuk eco farming. Cara aplikasi eco farming untuk tanaman padi silakan baca: panduanpenggunaan eco farming untuk panen padi melimpah.

- 10 Tube x Rp 250.000 = Rp 2.500.000
- Pupuk kimia 25% = Rp 720.000
- Pestisida/Fungisida (tidak perlu)
Total.        Rp 3.220.000

Harga (Grosir atau Mitra) Eco Farming belanja pertama Rp 1.600.000 dapat 8 Tube (Rp 200.000/Tube).
Belanja selanjutnya Rp 1.500.000 dapat 12 Tube (Rp 125.000/Tube).

Hasil Padi 9-10 Ton.
Bukti eco farming dapat meningkatkan panen padi silakan lihat videonya : https://youtu.be/UgJu2gRuWac

Catatan:
-          Pupuk Kimia, jika digunakan terus menerus, tanah bisa menjadi keras, zat asam tinggi, unsur hara hilang, mikro organisme mati.
-          Eco Farming jika digunakan terus menerus, tanah jadi terurai, gembur, makin subur & tanaman lebih tahan terhadap hama & penyakit.
-          Apabila eco farming dipakai terus selama 4 musim, pada musim berikutnya tidak perlu pakai pupuk kimia (bisa hemat sebesar Rp. 720.000)

Perhitungan ini berdasarkan harga pupuk kimia dan biasa diaplikasikan oleh Petani di daerah Kabupaten Brebes - Jawa Tengah



Hubungi distributor resmi Pupuk Eco Farming: 0813 8521 9515 (wa/telp)

Senin, 15 Juni 2020

Mengenal dan Cara Memanfaatkan Bakteri Baik untuk Tanaman


Siapa yang menguasai dan memahami ilmu mikrobiologi untuk bidang pertanian maka dia pada hakekatnya telah menguasai ilmu pertanian. Ilmu mikrobiologi pertanian yaitu mengenal dan memanfaatkan bakteri, alga, hormon, vitamin, dan lainnya yang dikaitkan dengan pertumbuhan tanaman. Pada tulisan ini mencoba mengupas tentang bakteri baik yang bermanfaat untuk pertumbuhan tanaman atau dikenal dengan PGPR. Dengan memanfaatkan bakteri baik ini pertumbuhan tanaman menjadi optimal dan menghemat biaya.

PGPR adalah singkatan dari Plant Grom Promoting Rhizhobacteria adalah sejenis bakteri yang hidup di perakaran tanaman. Awal mula diteliti oleh peneliti asal Amerika bemama Kloepper dan Scroth di pertengahan 1982. Menurut Edy Purnawan,  Direktur Perlindungan Tanaman Pangan Kementerian Pertanian mengatakan bahwa bakteri tanah yang mendiami daerah perakaran tanaman yang diinokulasikan ke dalam benih dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman.

PGPR merupakan bakteri-bakteri yang hidup di sekitar perakaran tanaman. Bakteri tersebut hidup secara berkoloni menyelimuti akar tanaman. Bagi tanaman keberadaan mikroorganisme ini sangat baik, karena bakteri ini memberi keuntungan dalam proses fistologi tanaman dan pertumbuhannya.  Rhizobakteria Pemacu Tumbuh Tanaman (RPTT) adalah kelompok bakteri yang menguntungkan yang agresif menduduki (mengkolonisasi) rizosfir (bagian perakaran). Aktivitas RPTT sangat menguntungkan bagi tanaman baik langsung maupun secara tidak langsung.

Dalam perkembangannya, bakteri ini terus dicari dan diteliti oleh peneliti di negara sentra pertanian, termasuk Indonesia. PGPR ini terus dikenalkan dan disosialisasikan kepada petani karena peran dan fungsinya yang bagus untuk pertanian.

Pengaruh langsung PGPR didasarkan atas kemampuannya menyediakan dan memfasilitasi penyerapan berbagai unsur hara dalam tanah serta mensintesis dan mengubah konsentrasi fithothormon pemacu tumbuh. Sedangkan pengaruh tidak langsungnya adalah berkaitan dengan kemampuan menekan aktivitas patogen dengan menghasilkan berbagai senyawa atau metabolit seperti antibiotik.

PGPR ini mempunyai peranan ganda di samping menambat N2 juga menghasilkan hormon tumbuh (seperti IAA, giberelin, sitokinin, etilen, dan lainnya). Selain itu, PGPR juga menekan penyakit tanaman asal tanah dengan glukanase, kitinase, sianida memproduksi siderofor dan melarutkan P dan hara lainnya.

PGPR mampu memacu pertumbuhan tanaman dan fisiologi akar serta mampu mengurangi penyakit atau kerusakan oleh serangga juga sebagai tambahan bagi kompos serta mempercepat proses pengomposan. Pengurangan pestisida dan rotasi penanaman dapat memacu pertumbuhan populasi dari bakteri-bakteri yang menguntungkan seperti PGPR.

Aplikasi PGPR terbukti mampu mengurangi penyakit tanaman. Beberapa PGPR yang diinokulasikan pada benih sebelum tanam dapat memberi pertahanan pada tudung akar tanaman. Hal inilah yang membuat bakteri PGPR mampu mengurangi keparahan dan penyakit dumping-off (Pythium ultimatum) di tanaman. Beberapa bakteri PGPR mampu memproduksi racun bagi patogen tanaman, misalnya bakteri Bactllus subtilis mampu melawan cendawan patogan.

PGPR dapat meningkatkan kualitas pertumbuhan tanaman melalui produksi hormon pertumbuhan, kemampuan fiksasi N untuk peningkatan penyediaan N tanah, penghasil osmolit sebagai osmoprotektan pada kondisi cekaman kekeringan dan penghasil senyawa tertentu yang dapat membunuh patogen tanaman.

Pseudomonas sp. Misalnya mampu menghasilkan hormon pemacu pertumbuhan tanaman yang dapat meningkatkan berat kering tanaman jagung mencapai 9%, sedangkan Salmonellaliquefaciens meningkatkan berat kering mencapai 10% dan Bacillus sp. meningkatkan berat kering mencapai 7% lebih tinggi dibandingkan control (tanpa bakteri).

Banyak kelebihan yang dimiliki PGPR diantaranya adalah menambah fiksasi nitrogen di tanaman kacang-kacangan; memacu pertumbuhan bakteri fiksasi nitrogen bebas; meningkatkan ketersediaan nutrisi lain seperti phospat, belerang, besi dan tembaga; menambah bakteri dan cendawan yang menguntungkan; mengontrol hama dan penyakit tumbuhan.

Cara Membuat PGPR
Meskipun terlihat rumit, ternyata bakteri baik ini mudah dibuat sendiri oleh petani lho. Bahkan dengan bahan baku yang mudah diperoleh. 

Cara membuatnya:
-          Merendam 100 gram akar bambu dalam air matang dingin selama 2-4 hari. Lalu merebus 400 gr gulapasir, 200 gr terasi, dalam 10 liter air sampai mendidih selama 20 menit.
-          Setelah dingin semua bahan dimasukkan ke dalam tempat kemudian ditutup rapat. Setelah 15 hari PGPR siap digunakan.
-          cara penggunaannya: mencampur 1 liter PGPR ke dalam tangki (16 liter) dan disemprotkan ke lahan yang belum ditanami. Selanjutnya penyemprotan diulang setiap 10-15 hari sekali.

PGPR ini dapat digunakan pada berbagai tanaman, baik tanaman padi, kedelai, sayuran, buah-buahan maupun tanaman hias. Dengan penggunaan PGPR, teknologi pengendalian hama ramah lingkungan secara komprehensif dan pengurangan penggunaan pestisida dapat diterapkan.

Rabu, 10 Juni 2020

Cara yang benar Menyimpan Bawang Merah untuk Bibit


Petani bawang merah Brebes sudah biasa membibitkan sendiri. Hal ini dilakukan karena harga bibit bawang merah yang mahal. Biasanya petani menanam bawang merah dan setelah panen tidak dijual semua. Mereka menyisakan beberapa kuintal untuk dibibitkan pada masa tanam berikutnya.

Tahapan untuk membibitkan sendiri bawang merah: menjemur sampai kering, membersihkan dari tanah yang nempel, dan disimpan. Teknis penyimpanan bawang merah ini yang menyebabkan berhasil atau tidak pembibitan. Penyimpanan yang salah atau gagal yaitu ditandai banyaknya bawang merah yang busuk.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam teknis penyimpanan bawang merah untuk bibit agar tahan lama dan tidak mudah busuk.
·         Lakukan seleksi benih dengan tepat yaitu secara fisik dipilih tanaman yang sehat, tidak cacat, tidak terserang penyakit dan usia panen yang tidak terlalu tua.
·         Pilih tanaman bawang merah yang tidak banyak terkena pupuk nitrogen saat pemupukan. Ini dimaksudkan karena kandungan pupuk nitrogen yang tinggi, akan membuat benih bawang merah tidak tahan untuk disimpan dalam jangka waktu yang lama.
·         Tanaman bawang untuk bibit dipanen pada umur 60-70 hst.  
·         Setelah pemanenan, dilakukan penjemuran di bawah sinar matahari dengan posisi umbi tertutup dengan daun bawang agar terhindar dari sinar matahari langsung. Lakukan pembalikan daun dua kali dalam sehari.
·         Setelah kering, bawang merah diikat dengan tali bambu dan disemprot dengan fungisida untuk mencegah serangan jamur dan penyakit pasca panen.
·         Lakukan penjemuran Kembali dan sebaiknya dilakukan pada jam 09.00-11.00. Pembalikan dilakukan secara berulang agar terkena sinar matahari secara merata.
·         Setelah benar-benar kering, benih bawang segera disimpan dalam gudang penyimpanan dan digantung rapi di bawah atap yang terbuat dari seng atau asbes untuk menjaga suhu agar tetap hangat sehingga benih tidak mudah busuk.
·         Lakukan pemeriksaan rutin setiap 10-20 hari sekali untuk memantau keadaan benih. Apabila ditemukan benih yan busuk harus segera dibuang agar tidak menular ke benih yang masih sehat.
·         Pembibitan dengan cara ini sudah banyak dikembangkan oleh para ahli dalam negeri dan memiliki hasil yang bagus. Petani bawang merah Brebes turun temurun melakukan teknis pembibitan sendiri seperti ini.
·         Keunggulan perbanyakan bawang merah dengan biji yaitu dapat menekan biaya pengadaan bibit, mudah didistribusian antar daerah bahkan antar negara, serta panen lebih cepat dibandingkan menggunakan bibit bawang dari biji.


Senin, 08 Juni 2020

Cara Membuat Pupuk Alami Agar Tanaman Cabe Panen Melimpah


Kelebihan pupuk alami selain berfungsi untuk menyuburkan tanaman cabe juga terbukti mampu menjaga dari serangan bakteri dan virus. Bahan-bahan pupuk alami terdapat disekitar kita dan harganya murah. Proses pembuatannya juga tidak rumit. Pupuk yang akan kita buat ini adalah pupuk cair dengan alasan pupuk cair lebih cepat diserap dibanding dengan pupuk padat lainnya.
Untuk alat dan bahan yang perlu disiapkan adalah sebagai berikut.

Alat yang dibutuhkan:
·         Drum dengan volume 200 L. Usahakan untuk memasang pipa atau kran yang berfungsi untuk mengeluarkan air
·         Timba dengan volume 10 L
Bahan-bahan:
·         3 kg kecambah kacang hijau yang baru pecah  
·         30 kg pupuk kandang dari kotoran kambing
·         3 kg Tepung jagung
·         3 kg Dedak
·         500 gr Gula merah sebanyak
·         5 kg Dolomit
·         1 botol Larutan em4
·         10 buah Ragi tape
·         2 kg KNO3 Putih
·         2 kg MKP
·         1 kg Magnesium Sulfat
·         500 gr Calsium Fertilizer

Cara Membuat:
1.       Lubangi bagian atas atau tutup dari ketiga drum yang sudah disediakan, beri selang penghubung yang sudah dipasang pada botol air mineral berisi air.
2.       Rebus gula merah menggunakan 3 L air hingga larut, kemudian diamkan sampai dingin.
3.       Beri larutan em4 pada rebusan gula merah yang telah dingin tersebut bersamaan dengan ragi tape yang telah dihancurkan. Biarkan hingga 5 hari.
4.       Hancurkan kecambah kacang hijau dan beri air sebanyak 5 L
5.       Siapkan kotoran kambing, tepung jagung, dedak, dan dolomit. Campur semua bahan tersebut hingga rata kemudian masukkan pada drum yang sudah diberi kran pada bagian bawah, dan selang pada bagian atas
6.       Beri air hingga mencapai ketinggian 3/4 dari drum, aduk hingga rata lalu masukkan larutan gula merah yang sudah tercampur dengan em4 dan telah didiamkan selama 5 hari.
7.       Masukkan air kecambah aduk kembali sampai semua bahan tercampur rata
8.       Tutup rapat drum agar tidak ada udara yang keluar kecuali lewat lubang drum yang sudah dipasangi selang
9.       Biarkan proses fermentasi berlangsung selama 20 hari kedepan
10.   Buka drum pada hari ke 21
11.   Siapkan timba untuk diisi dengan air sebanyak 5 L, masukan ke dalamnya KNOP3 sebanyak 2 kg, MKP sebanyak 2 kg, Magnesium sulfat sebanyak 1 kg, serta Calsium fertilizer sebanyak 500 gram, aduk hingga larut dan menjadi hancur
12.   Isikan larutan dalam timba tersebut pada drum yang telah dibuka, aduk lagi hingga tercampur rata, diamkan selama 2 malam
13.   Pupuk cair telah siap digunakan, cara mengambilnya cukup dengan membuka kran yang telah Anda sediakan pada bagian bawah drum.
14.   Dosis penggunaan 25 cc/liter. Aplikasi bisa melalui semprot atau di kocor.

Pupuk alami tersebut bila dipraktekkan dengan benar dan penerapan pada tanaman sesuai dosis, maka Anda akan mendapatkan tanaman cabe yang kebal terhadap hama dan penyakit, serta menghasilkan panen berlimpah.

Kamis, 04 Juni 2020

Cara Membuat Pupuk AB Mix Sendiri untuk Tanaman Hidroponik


Bertani dengan system hidroponik kini mulai banyak diminati. Nutrisi atau pupuk AB mix pasti sudah menganal. Karena nutrisi AB mix sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman dengan system hidroponik.  Memang, harga nutrisi untuk tanaman hidropinik  atau AB mix ini relatif mahal. Maka petani hidroponik banyak yang membuat sendiri nutrisi AB mix ini. Pada tulisan ini mencoba berbagi bagaimana cara membuat nutrisi AB mix dengan mudah dan benar.

Bertanam dengan system hidroponik memang sangat menyenangkan. Alasannya karena mudah dan praktis. Bertanam dengan menggunakan metode ini membuat kita bisa memanfaatkan lahan sempit untuk mendapatkan hasil panen yang maksimal pula. Tentu saja teknik ini sangat cocok untuk kita yang hidup di perkotaan atau di gang-gang sempit dimana lahan pertanian sangat terbatas atau sempit.

Namun demikian, bertanam hidroponik membutuhkan persyaratan yang ketat seperti nutrisi atau pupuk yang dibutuhkan tidak boleh sembarangan. Nutrisi yang diberikan haruslah mudah diserap tanaman sekaligus dengan konsentrasi yang tepat sehingga tidak meracuni.

Nutrisi yang terkandung pada pupuk tersebut harus mengandung unsur makro berupa Nitrogen (N), Phospor (P), Kalium (K), Magnesium (Mg), Calsium (Ca), serta Sulfur (S). Sedangkan unsur mikro yang terkandung haruslah Besi (Fe), Seng (Zn), Klor ( Cl), Boron (Br), Molibdenum (Mo), dan Mangan (Mn.)
Harga pupuk AB mix lumayan mahal, dimana di pasarannya harganya berkisar dari Rp. 80.000 – Rp. 110.000.

Sedangkan jika Anda membuat formula AB mix sendiri dari gabungan pupuk NPK + KCL + Gandasil, kisaran uang yang dikeluarkan adalah Rp. 30.000 – Rp. 45.000.

Karena itulah untuk lebih menghemat biaya, silahkan disimak 3 formula nutrisi hidroponik beserta cara meramunya yang dapat dipraktekkan sendiri di rumah.

Cara Membuat Pupuk AB mix
# Formula 1 (untuk 10 L larutan)
Alat dan Bahan:
·         Pupuk NPK 16 – 16 – 16 sebanyak 10 gr (bisa menggunakan pupuk NPK yang dijual di pasaran seperti NPK Mutiara sebanyak 1 sendok makan
·         Pupuk KCL 10 gr atau setara dengan 1 sendok makan
·         Pupuk Gandasil D – Growmore hijau sebanyak 1/2 sendok makan
·         Air sumur atau air sungai sebanyak 10 L (jika tidak memungkinkan, Anda dapat pula menggunakan air PDAM, namun sebelum penggunaannya, penting untuk mengendapkan terlebih dahulu selama 7 – 10 hari)
·         Ember atau tong tempat penampungan dengan kapasitas air sebanyak 10 L
·         Gelas plastik bekas air mineral sebanyak 3 buah
·         Timbangan
·         Alat pengaduk

Cara Membuat:
1.       Isi 3 gelas bekas air mineral dengan masing-masing 100 ml air atau kurang lebih 1/2 gelas
2.       Larutkan pupuk NPK, KCL, dan Gandasil pada masaing-masing gelas plastik. Pastikan ketiga pupuk tersebut  terlarut dengan sempurna pada masing-masing wadahnya
3.       Setelah itu, masukkan ketiga larutan tersebut pada ember, tambahkan air sumur hingga mendapatkan larutan dengan volume mencapai 10 L (jadi tambahan air kurang lebih 9700 ml)
4.       Aduk hingga rata maka formula tersebut sudah dapat digunakan sebagai nutrisi hidroponik pada tanaman Anda.

Cara Penggunaan:
·         Untuk pertumbuhan vegetatif atau pertumbuhan tunas, Anda dapat menggunakan nutrisi AB mix ini pada tanaman sayur seperti  sawi atau kangkung. Sedangkan untuk tanaman cabe, Anda dapat menambahkan pupuk Urea sebanyak 10 gr, untuk tanaman sayur lainnya seperti terong juga mentimun, penambahan pupuk Urea yang dianjurkan adalah 15 – 20 gr pada larutan AB mix tersebut.
·         Untuk pertumbuahn generatif atau pertumbuhan bunga dan buah, Anda sebaiknya mengurangi komposisi pupuk Urea yang dicampurkan menjadi 50 % dari penambahan awal atau berkisar 5 gr untuk larutan AB mix 10 L, formula ini berlaku untuk tanaman cabe. Sementara untuk sayur jenis tomat, mentimun, dan terong penambahan Urea yang ideal adalah berkisar 7 gr untuk larutan AB mix 10 L dengan penambahan pupuk NPK sebanyak 50 % (15 – 30 gr / 10 L karutan), pupuk Gandasil D diganti dengan pupuk Gandasil B atau Growmore merah. 

# Formula 2 (untuk 1000 L larutan)
Alat dan Bahan:
– Komposisi A:
·         Kalsium Nitrat sebanyak 1176 gr
·         Kalium Nitrat sebanyak 616 gr
·         Fe EDTA sebanyak 38 gr

– Komposisi B:
·         Kalium dihidrofosfat sebanyak 335 gr
·         Amnonium sulfat sebanyak 122 gr
·         Kalium sulafat sebanyak 36 gr
·         Magnesium sulfat sebanyak 790 gr
·         Cupri sulfat sebanyak 0,4 gr
·         Zinc sulfat sebanyak 1,5 gr
·         Asam birat sebanyak 4 gr
·         Mangan sulfat sebanyak 8 gr
·         Amonium hepta sebanyak 0,1 gr

– 2 wadah dengan kapasitas 20 L
– Air

Cara Membuat:
1.       Larutkan komposisi A dan B pada wadah terpisah, masing-masing menggunakan air sebanyak 5 L
2.       Aduk perlahan sampai larut dan sedikit demi sedikit ditambahkan air hingga mencapai volime 20 L pada masing-masing larutan. Kedua larutan ini akan menjadi stok

Cara Penggunaan:
Jika Anda ingin membuat 10 L larutan AB mix, maka ambil 200 ml larutan stok A dan 200 ml larutan stok B. Campurkan kedua stok tersebut dengan air sebanyak 9600 ml, maka nutrisi siap untuk digunakan.

# Formula 3
Alat dan Bahan:
·         Kotoran ayam atau kambing sebanyak 1 karung
·         Dedak atau bekatul sebanyak 1/2 karung
·         Jerami atau dedaunan yang lain sebanyak 30 kg
·         Gula merah sebanyak 100 gr
·         Larutan bioaktivator seperti EM 4 sebanyak 50 ml
·         Air
·         Wadah dengan penutup berkapasitas 100 L, beri lubang seukuran selang di atas tutupnya
·         Selang aerator dengan diameter 0,5 cm
·         Botol bekas air mineral dengan volume 1 L

Cara Membuat:
1.       Potong-potong jerami atau dedaunan lalu campurkan dengan kotoran ternak dan dedak
2.       Masukkan campuran tersebut ke dalam wadah plastik kedap udara tambahkan air dengan perbandingan 2 : 1
3.       Aduk hingga larutan tersebut tercampur rata
4.       Larutkan bioktivator dan gula merah dalam 5 L air
5.       Campurkan bioktivator dan gula merah ke dalam wadah kedap udara
6.       Tutup rapat dan pastikan tidak ada celah udara
7.       Isi botol bekas dengan air hingga 3/4 bagian, masukkan ujung selang yang lain pada botol ini. Proses ini disebut proses anaerob
8.       Diamkan larutan tersebut selama 7 – 10 hari. Jika tercium aroma fermentasi, maka pupuk organik cair telah berhasil dibuat, saring sebelum penggunaan. 1 L pupuk organik cair diencerkan kembali dengan 100 L air, sedangkan ampas dari pupuk cair tersebut dapat pula dijadikan pupuk padat.
Selamat mencoba, membuat pupuk AB mix sendiri tentu lebih menghemat pengeluaran dan ramah lingkungan.