Senin, 15 Juni 2020

Mengenal dan Cara Memanfaatkan Bakteri Baik untuk Tanaman


Siapa yang menguasai dan memahami ilmu mikrobiologi untuk bidang pertanian maka dia pada hakekatnya telah menguasai ilmu pertanian. Ilmu mikrobiologi pertanian yaitu mengenal dan memanfaatkan bakteri, alga, hormon, vitamin, dan lainnya yang dikaitkan dengan pertumbuhan tanaman. Pada tulisan ini mencoba mengupas tentang bakteri baik yang bermanfaat untuk pertumbuhan tanaman atau dikenal dengan PGPR. Dengan memanfaatkan bakteri baik ini pertumbuhan tanaman menjadi optimal dan menghemat biaya.

PGPR adalah singkatan dari Plant Grom Promoting Rhizhobacteria adalah sejenis bakteri yang hidup di perakaran tanaman. Awal mula diteliti oleh peneliti asal Amerika bemama Kloepper dan Scroth di pertengahan 1982. Menurut Edy Purnawan,  Direktur Perlindungan Tanaman Pangan Kementerian Pertanian mengatakan bahwa bakteri tanah yang mendiami daerah perakaran tanaman yang diinokulasikan ke dalam benih dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman.

PGPR merupakan bakteri-bakteri yang hidup di sekitar perakaran tanaman. Bakteri tersebut hidup secara berkoloni menyelimuti akar tanaman. Bagi tanaman keberadaan mikroorganisme ini sangat baik, karena bakteri ini memberi keuntungan dalam proses fistologi tanaman dan pertumbuhannya.  Rhizobakteria Pemacu Tumbuh Tanaman (RPTT) adalah kelompok bakteri yang menguntungkan yang agresif menduduki (mengkolonisasi) rizosfir (bagian perakaran). Aktivitas RPTT sangat menguntungkan bagi tanaman baik langsung maupun secara tidak langsung.

Dalam perkembangannya, bakteri ini terus dicari dan diteliti oleh peneliti di negara sentra pertanian, termasuk Indonesia. PGPR ini terus dikenalkan dan disosialisasikan kepada petani karena peran dan fungsinya yang bagus untuk pertanian.

Pengaruh langsung PGPR didasarkan atas kemampuannya menyediakan dan memfasilitasi penyerapan berbagai unsur hara dalam tanah serta mensintesis dan mengubah konsentrasi fithothormon pemacu tumbuh. Sedangkan pengaruh tidak langsungnya adalah berkaitan dengan kemampuan menekan aktivitas patogen dengan menghasilkan berbagai senyawa atau metabolit seperti antibiotik.

PGPR ini mempunyai peranan ganda di samping menambat N2 juga menghasilkan hormon tumbuh (seperti IAA, giberelin, sitokinin, etilen, dan lainnya). Selain itu, PGPR juga menekan penyakit tanaman asal tanah dengan glukanase, kitinase, sianida memproduksi siderofor dan melarutkan P dan hara lainnya.

PGPR mampu memacu pertumbuhan tanaman dan fisiologi akar serta mampu mengurangi penyakit atau kerusakan oleh serangga juga sebagai tambahan bagi kompos serta mempercepat proses pengomposan. Pengurangan pestisida dan rotasi penanaman dapat memacu pertumbuhan populasi dari bakteri-bakteri yang menguntungkan seperti PGPR.

Aplikasi PGPR terbukti mampu mengurangi penyakit tanaman. Beberapa PGPR yang diinokulasikan pada benih sebelum tanam dapat memberi pertahanan pada tudung akar tanaman. Hal inilah yang membuat bakteri PGPR mampu mengurangi keparahan dan penyakit dumping-off (Pythium ultimatum) di tanaman. Beberapa bakteri PGPR mampu memproduksi racun bagi patogen tanaman, misalnya bakteri Bactllus subtilis mampu melawan cendawan patogan.

PGPR dapat meningkatkan kualitas pertumbuhan tanaman melalui produksi hormon pertumbuhan, kemampuan fiksasi N untuk peningkatan penyediaan N tanah, penghasil osmolit sebagai osmoprotektan pada kondisi cekaman kekeringan dan penghasil senyawa tertentu yang dapat membunuh patogen tanaman.

Pseudomonas sp. Misalnya mampu menghasilkan hormon pemacu pertumbuhan tanaman yang dapat meningkatkan berat kering tanaman jagung mencapai 9%, sedangkan Salmonellaliquefaciens meningkatkan berat kering mencapai 10% dan Bacillus sp. meningkatkan berat kering mencapai 7% lebih tinggi dibandingkan control (tanpa bakteri).

Banyak kelebihan yang dimiliki PGPR diantaranya adalah menambah fiksasi nitrogen di tanaman kacang-kacangan; memacu pertumbuhan bakteri fiksasi nitrogen bebas; meningkatkan ketersediaan nutrisi lain seperti phospat, belerang, besi dan tembaga; menambah bakteri dan cendawan yang menguntungkan; mengontrol hama dan penyakit tumbuhan.

Cara Membuat PGPR
Meskipun terlihat rumit, ternyata bakteri baik ini mudah dibuat sendiri oleh petani lho. Bahkan dengan bahan baku yang mudah diperoleh. 

Cara membuatnya:
-          Merendam 100 gram akar bambu dalam air matang dingin selama 2-4 hari. Lalu merebus 400 gr gulapasir, 200 gr terasi, dalam 10 liter air sampai mendidih selama 20 menit.
-          Setelah dingin semua bahan dimasukkan ke dalam tempat kemudian ditutup rapat. Setelah 15 hari PGPR siap digunakan.
-          cara penggunaannya: mencampur 1 liter PGPR ke dalam tangki (16 liter) dan disemprotkan ke lahan yang belum ditanami. Selanjutnya penyemprotan diulang setiap 10-15 hari sekali.

PGPR ini dapat digunakan pada berbagai tanaman, baik tanaman padi, kedelai, sayuran, buah-buahan maupun tanaman hias. Dengan penggunaan PGPR, teknologi pengendalian hama ramah lingkungan secara komprehensif dan pengurangan penggunaan pestisida dapat diterapkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar