Siapa
yang menguasai dan memahami ilmu mikrobiologi untuk bidang pertanian maka dia pada
hakekatnya telah menguasai ilmu pertanian. Ilmu mikrobiologi pertanian yaitu mengenal
dan memanfaatkan bakteri, alga, hormon, vitamin, dan lainnya yang dikaitkan
dengan pertumbuhan tanaman. Pada tulisan ini mencoba mengupas tentang bakteri
baik yang bermanfaat untuk pertumbuhan tanaman atau dikenal dengan PGPR. Dengan
memanfaatkan bakteri baik ini pertumbuhan tanaman menjadi optimal dan menghemat
biaya.
PGPR
adalah singkatan dari Plant Grom Promoting Rhizhobacteria adalah sejenis
bakteri yang hidup di perakaran tanaman. Awal mula diteliti oleh peneliti asal
Amerika bemama Kloepper dan Scroth di pertengahan 1982. Menurut Edy Purnawan, Direktur Perlindungan Tanaman Pangan Kementerian
Pertanian mengatakan bahwa bakteri tanah yang mendiami daerah perakaran tanaman
yang diinokulasikan ke dalam benih dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman.
PGPR merupakan bakteri-bakteri yang
hidup di sekitar perakaran tanaman. Bakteri tersebut hidup secara berkoloni
menyelimuti akar tanaman. Bagi tanaman keberadaan mikroorganisme ini sangat
baik, karena bakteri ini memberi keuntungan dalam proses fistologi tanaman dan pertumbuhannya.
Rhizobakteria Pemacu Tumbuh Tanaman (RPTT) adalah kelompok bakteri yang
menguntungkan yang agresif menduduki (mengkolonisasi) rizosfir (bagian
perakaran). Aktivitas RPTT sangat menguntungkan bagi tanaman baik langsung
maupun secara tidak langsung.
Dalam perkembangannya, bakteri ini
terus dicari dan diteliti oleh peneliti di negara sentra pertanian, termasuk
Indonesia. PGPR ini terus dikenalkan dan disosialisasikan kepada petani karena
peran dan fungsinya yang bagus untuk pertanian.
Pengaruh langsung PGPR didasarkan atas
kemampuannya menyediakan dan memfasilitasi penyerapan berbagai unsur hara dalam
tanah serta mensintesis dan mengubah konsentrasi fithothormon pemacu tumbuh.
Sedangkan pengaruh tidak langsungnya adalah berkaitan dengan kemampuan menekan
aktivitas patogen dengan menghasilkan berbagai senyawa atau metabolit seperti antibiotik.
PGPR ini mempunyai peranan ganda di
samping menambat N2 juga menghasilkan hormon tumbuh (seperti IAA, giberelin,
sitokinin, etilen, dan lainnya). Selain itu, PGPR juga menekan penyakit tanaman
asal tanah dengan glukanase, kitinase, sianida memproduksi siderofor dan
melarutkan P dan hara lainnya.
PGPR mampu memacu pertumbuhan tanaman
dan fisiologi akar serta mampu mengurangi penyakit atau kerusakan oleh serangga
juga sebagai tambahan bagi kompos serta mempercepat proses pengomposan.
Pengurangan pestisida dan rotasi penanaman dapat memacu pertumbuhan populasi
dari bakteri-bakteri yang menguntungkan seperti PGPR.
Aplikasi PGPR terbukti mampu
mengurangi penyakit tanaman. Beberapa PGPR yang diinokulasikan pada benih
sebelum tanam dapat memberi pertahanan pada tudung akar tanaman. Hal inilah
yang membuat bakteri PGPR mampu mengurangi keparahan dan penyakit dumping-off
(Pythium ultimatum) di tanaman. Beberapa bakteri PGPR mampu memproduksi racun
bagi patogen tanaman, misalnya bakteri Bactllus subtilis mampu melawan cendawan
patogan.
PGPR dapat meningkatkan kualitas
pertumbuhan tanaman melalui produksi hormon pertumbuhan, kemampuan fiksasi N
untuk peningkatan penyediaan N tanah, penghasil osmolit sebagai osmoprotektan
pada kondisi cekaman kekeringan dan penghasil senyawa tertentu yang dapat
membunuh patogen tanaman.
Pseudomonas sp. Misalnya mampu
menghasilkan hormon pemacu pertumbuhan tanaman yang dapat meningkatkan berat
kering tanaman jagung mencapai 9%, sedangkan Salmonellaliquefaciens
meningkatkan berat kering mencapai 10% dan Bacillus sp. meningkatkan berat
kering mencapai 7% lebih tinggi dibandingkan control (tanpa bakteri).
Banyak kelebihan yang dimiliki PGPR
diantaranya adalah menambah fiksasi nitrogen di tanaman kacang-kacangan; memacu
pertumbuhan bakteri fiksasi nitrogen bebas; meningkatkan ketersediaan nutrisi
lain seperti phospat, belerang, besi dan tembaga; menambah bakteri dan cendawan
yang menguntungkan; mengontrol hama dan penyakit tumbuhan.
Cara Membuat PGPR
Meskipun terlihat rumit, ternyata
bakteri baik ini mudah dibuat sendiri oleh petani lho. Bahkan dengan bahan baku
yang mudah diperoleh.
Cara membuatnya:
-
Merendam 100 gram
akar bambu dalam air matang dingin selama 2-4 hari. Lalu merebus 400 gr
gulapasir, 200 gr terasi, dalam 10 liter air sampai mendidih selama 20 menit.
-
Setelah dingin
semua bahan dimasukkan ke dalam tempat kemudian ditutup rapat. Setelah 15 hari
PGPR siap digunakan.
-
cara penggunaannya:
mencampur 1 liter PGPR ke dalam tangki (16 liter) dan disemprotkan ke lahan
yang belum ditanami. Selanjutnya penyemprotan diulang setiap 10-15 hari sekali.
PGPR ini dapat digunakan pada berbagai
tanaman, baik tanaman padi, kedelai, sayuran, buah-buahan maupun tanaman hias.
Dengan penggunaan PGPR, teknologi pengendalian hama ramah lingkungan secara
komprehensif dan pengurangan penggunaan pestisida dapat diterapkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar