Petani Indonesia sebenarnya sudah terbiasa
melalukan rotasi tanaman. Mereka bahkan tidak tahu teorinya dari apa yang
mereka lakukan. Yang mereka tahu, ketika melakukan rotasi hasil panennya selalu
bagus. Ya, bagi petani tradisional lebih banyak menggunakan pengalaman sebagai
ilmu terapan dalam bertani.
Dalam
sejarahnya, rotasi tanaman sudah dikenal sejak tahun 6000 Sebelum Masehi (SM)
yang awalnya dimulai oleh petani timur tengah. Jaman dahulu rotasi tanaman
digunakan secara bergantian (bergilir) untuk menanam tanaman legum dan beragam
jenis tanaman serealia.
Sebagai upaya untuk mengoptimalkan hasil saat tanaman berganti di
dalam lahan pertanian,
penulis Kerajaan Romawi Cato the Elder menyarankan
untuk menggunakan kotoran hewan ternak disimpan dan dijadikan sebagai bahan
pupuk atau yang sekarang disebut dengan Pupuk Kandang.
Apa itu rotasi tanaman? Rotasi tanaman adalah praktik dalam
arti budidaya tanaman dengan cara menggilir penanaman di suatu jenis lahan
pertanian misalnya saja dalam lereng gunung yang notabene dikenal memiliki
kadar tanah humus. Rotasi tanaman adalah salah satu bagian dari
polikultur.Banyak manfaat dari kegiatan rotasi tanaman.
Manfaat dan tujuan rotasi tanaman adalah 1) mengembalikan nutrisi
tanaman terutama unsur nitrogen (N) melalui tanaman legum seperti
kacang-kacangan setelah kegiatan penanaman serealia dan sejenisnya. 2)
pencegahan terkumpulnya berbagai patogen yang menyebabkan penyakit dan hama
yang menyerang tanaman. 3) Perbaikan kualitas tanah dan lingkungan. 4)
Pergiliran penanaman tanaman berakar dengan tanaman berakar dangkal berfungsi
untuk mempertahankan kesuburan tanah.
Manfaat Rotasi Tanaman
Rotasi tanaman mempunyai berbagai manfaat yang menguntungkan untuk
tanah, tanaman, dan lingkungan. Dalam pertanian organik, rotasi tanaman
merupakan tindakan yang direkomendasikan. Berikut manfaat rotasi tanaman,
antara lain:
1. Memutus Daur Hidup Hama dan Penyakit
Rotasi tanaman mampu mengurangi tingkat intensitas serangan hama
maupun patogen (penyakit). Pemutusan siklus hama dan penyakit dengan menanam
jenis tanaman yang berbeda-beda dengan periode tertentu. Beberapa famili
tanaman biasanya memiliki jenis hama maupun patogen (penyakit) yang hamprirnya
sama.
2. Menurunkan Resiko Kegagalan Panen
Rotasi tanaman menjadi kunci supaya hasil panen dapat optimal dan
terjaga. Hal ini dapat menurunkan resiko dari adanya kegagalan panen.
3. Meningkatkan Kesuburan Tanah
Rotasi tanaman bertujuan untuk mengembalikan arti unsur
hara atau nutrisi yang berguna untuk pertumbuhan tanaman seperti unsur
Nitrogen (N). Salah satu bentuk pergiiran tanaman yang baik untuk kesuburan
tanah adalah menanam tanaman legum (kacang-kacangan). Melalui tanaman legum
akan menghasilkan rhizobium yang dapat mengikat unsur N sehingga dapat
mengembalikan unsur N untuk tanah.
4. Produksi Tanaman Pupuk Hijau
Pupuk hijau adalah tanaman yang ditanam supaya cepat tumbuh untuk
menutupi lahan/tanah yang kosong, sebagai tambahan pupuk organik, dan
memperkaya tanah dengan mineral. Dalam praktiknya, tanaman ini biasanya diolah
ke tanah namun belum mencapai tingkat kematangan.Pada saat penggalian ke tanah
masih berwarna hijau, sehingga inilah yang akan bekerja untuk pengembalian
nutrisi dan perbaikan strukur tanah.
5. Penstabil Ekosistem Mikro
Rotasi tanaman berfungsi pada tanah yaitu penstabilan unsur hara
melalui daur ulang serapan dan input hara. Misalnya rotasi tanaman pada jenis
tanaman sayuran yaitu saat musim pertama menanam umbi, lalu menanam tanaman
polong-polongan. Kemudian baru menanam tanaman sayuran buah ataupun daun.
Rotasi tersebut dilakukan karena tanaman umbi memiliki akar yang menyerap unsur
hara yang banyak karena umbi termasuk tanaman yang rakus hara. Untuk
mengembalikan unsur hara tersebut perlu ditanami tanaman polong-polongan atau
kacang-kacangan.
6. Konservasi air
Rotasi tanaman mampu meningkatkan kapasitas penahanan air tanah.
Struktur tanah yang bagus mampu melakukan penyerapan air yang cepat dan
menyeluruh (tersebar). Air yang diperoleh digunakan untuk tanaman dan sebagai
cadangan bagi tanaman apabila terdapat kondisi cekaman kekeringan. Melalui
rotasi tanaman air mampu dihemat karena kebutuhan akan makna
irigasi semakin berkurang.
7. Mengurangi Perubahan Iklim
Rotasi tanaman membantu dalam pengurangan tingkat perubahan iklim
dikarenakan gas emisi rumah kaca. Oleh karena itu, rotasi tanaman mampu
mengurangi efek gas emisi rumah kaca dan penyimpan karbon melalui peningkatan
kemampuan tanah.
8. Mengurangi Polusi Tanah dan Air
Penggunan pupuk yang berlebihan pada lahan pertanian akan
menimbulkan eutrofikasi. Eutrofikasi yang secara bebas akan mencemari pasokan
air di permukiman bisa jadi air yang mengandung bahan kimia masuk ke dalam
tubuh dan menimbulkan kesehatan yang parah. Rotasi tanaman sebagai pengembalian
unsur hara atau nutrisi N secara alami melalui tanaman polongan atau kacang
bergantian dengan tanaman lain menjadi alternatif dalam pengurangan polusi
tanah dan air.
9. Menciptakan lingkungan yang lebih sehat
Lingkungan yang tercemari oleh pupuk dan pestisida berbahan kimia
dapat menciptakan masalah bagi kesehatan. Rotasi tanaman berguna untuk membantu
mengatasi kontaminasi bahan kimia yang secara luas berada di sekitar kita.
10. Pemenuh kebutuhan dan permintaan pasar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar