Jumat, 24 April 2020

Rotasi Tanaman: Memperbaiki Lahan Pertanian

Petani Indonesia sebenarnya sudah terbiasa melalukan rotasi tanaman. Mereka bahkan tidak tahu teorinya dari apa yang mereka lakukan. Yang mereka tahu, ketika melakukan rotasi hasil panennya selalu bagus. Ya, bagi petani tradisional lebih banyak menggunakan pengalaman sebagai ilmu terapan dalam bertani.

Dalam sejarahnya, rotasi tanaman sudah dikenal sejak tahun 6000 Sebelum Masehi (SM) yang awalnya dimulai oleh petani timur tengah. Jaman dahulu rotasi tanaman digunakan secara bergantian (bergilir) untuk menanam tanaman legum dan beragam jenis tanaman serealia.  

Sebagai upaya untuk mengoptimalkan hasil saat tanaman berganti di dalam lahan pertanian, penulis Kerajaan Romawi Cato the Elder menyarankan untuk menggunakan kotoran hewan ternak disimpan dan dijadikan sebagai bahan pupuk atau yang sekarang disebut dengan Pupuk Kandang.

Apa itu rotasi tanaman? Rotasi tanaman adalah praktik dalam arti budidaya tanaman dengan cara menggilir penanaman di suatu jenis lahan pertanian misalnya saja dalam lereng gunung yang notabene dikenal memiliki kadar tanah humus. Rotasi tanaman adalah salah satu bagian dari polikultur.Banyak manfaat dari kegiatan rotasi tanaman.


Manfaat dan tujuan rotasi tanaman adalah 1) mengembalikan nutrisi tanaman terutama unsur nitrogen (N) melalui tanaman legum seperti kacang-kacangan setelah kegiatan penanaman serealia dan sejenisnya. 2) pencegahan terkumpulnya berbagai patogen yang menyebabkan penyakit dan hama yang menyerang tanaman. 3) Perbaikan kualitas tanah dan lingkungan. 4) Pergiliran penanaman tanaman berakar dengan tanaman berakar dangkal berfungsi untuk mempertahankan kesuburan tanah.


Manfaat Rotasi Tanaman

Rotasi tanaman mempunyai berbagai manfaat yang menguntungkan untuk tanah, tanaman, dan lingkungan. Dalam pertanian organik, rotasi tanaman merupakan tindakan yang direkomendasikan. Berikut manfaat rotasi tanaman, antara lain:

1.       Memutus Daur Hidup Hama dan Penyakit

Rotasi tanaman mampu mengurangi tingkat intensitas serangan hama maupun patogen (penyakit). Pemutusan siklus hama dan penyakit dengan menanam jenis tanaman yang berbeda-beda dengan periode tertentu. Beberapa famili tanaman biasanya memiliki jenis hama maupun patogen (penyakit) yang hamprirnya sama.

2.       Menurunkan Resiko Kegagalan Panen

Rotasi tanaman menjadi kunci supaya hasil panen dapat optimal dan terjaga. Hal ini dapat menurunkan resiko dari adanya kegagalan panen.

3.       Meningkatkan Kesuburan Tanah

Rotasi tanaman bertujuan untuk mengembalikan arti unsur hara atau nutrisi yang berguna untuk pertumbuhan tanaman seperti unsur Nitrogen (N). Salah satu bentuk pergiiran tanaman yang baik untuk kesuburan tanah adalah menanam tanaman legum (kacang-kacangan). Melalui tanaman legum akan menghasilkan rhizobium yang dapat mengikat unsur N sehingga dapat mengembalikan unsur N untuk tanah.

4.       Produksi Tanaman Pupuk Hijau

Pupuk hijau adalah tanaman yang ditanam supaya cepat tumbuh untuk menutupi lahan/tanah yang kosong, sebagai tambahan pupuk organik, dan memperkaya tanah dengan mineral. Dalam praktiknya, tanaman ini biasanya diolah ke tanah namun belum mencapai tingkat kematangan.Pada saat penggalian ke tanah masih berwarna hijau, sehingga inilah yang akan bekerja untuk pengembalian nutrisi dan perbaikan strukur tanah.

5.       Penstabil Ekosistem Mikro

Rotasi tanaman berfungsi pada tanah yaitu penstabilan unsur hara melalui daur ulang serapan dan input hara. Misalnya rotasi tanaman pada jenis tanaman sayuran yaitu saat musim pertama menanam umbi, lalu menanam tanaman polong-polongan. Kemudian baru menanam tanaman sayuran buah ataupun daun. Rotasi tersebut dilakukan karena tanaman umbi memiliki akar yang menyerap unsur hara yang banyak karena umbi termasuk tanaman yang rakus hara. Untuk mengembalikan unsur hara tersebut perlu ditanami tanaman polong-polongan atau kacang-kacangan.

6.       Konservasi air

Rotasi tanaman mampu meningkatkan kapasitas penahanan air tanah. Struktur tanah yang bagus mampu melakukan penyerapan air yang cepat dan menyeluruh (tersebar). Air yang diperoleh digunakan untuk tanaman dan sebagai cadangan bagi tanaman apabila terdapat kondisi cekaman kekeringan. Melalui rotasi tanaman air mampu dihemat karena kebutuhan akan makna irigasi semakin berkurang.

7.       Mengurangi Perubahan Iklim

Rotasi tanaman membantu dalam pengurangan tingkat perubahan iklim dikarenakan gas emisi rumah kaca. Oleh karena itu, rotasi tanaman mampu mengurangi efek gas emisi rumah kaca dan penyimpan karbon melalui peningkatan kemampuan tanah.

8.       Mengurangi Polusi Tanah dan Air

Penggunan pupuk yang berlebihan pada lahan pertanian akan menimbulkan eutrofikasi. Eutrofikasi yang secara bebas akan mencemari pasokan air di permukiman bisa jadi air yang mengandung bahan kimia masuk ke dalam tubuh dan menimbulkan kesehatan yang parah. Rotasi tanaman sebagai pengembalian unsur hara atau nutrisi N secara alami melalui tanaman polongan atau kacang bergantian dengan tanaman lain menjadi alternatif dalam pengurangan polusi tanah dan air.

9.       Menciptakan lingkungan yang lebih sehat

Lingkungan yang tercemari oleh pupuk dan pestisida berbahan kimia dapat menciptakan masalah bagi kesehatan. Rotasi tanaman berguna untuk membantu mengatasi kontaminasi bahan kimia yang secara luas berada di sekitar kita.

10.   Pemenuh kebutuhan dan permintaan pasar
Dengan adanya rotasi tanaman sejatinya mampu menciptakan keanekaragaman jenis tanaman yang ditanam dalam 1 lahan. Sehingga pada proses inilah pemenuhan kebutuhan pangan yang ada dalam masyarakat dapat berkelanjutan sesuai permintaan pasar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar