Sabtu, 04 April 2020

Panduan Mencampur 2 atau Lebih Pestisida yang Benar

Petani masih mengandalkan pestisida dalam memberantas hama dan penyakit tanaman. Walaupun manfaatnya banyak, kalau penggunaan pestisida tidak hati-hati dan bijak bisa berdapak negatif bagi lingkungan. Sebab bahan dasar pestisida adalah bahan kimia berbahaya. Kadang dalam penggunaannya menggunakan 2 atau lebih pestisida dalam sekali aplikasi. Padahal dalam mencampur 2 atau lebih pestisida ada ketentuannya. Pada tulisan kali ini coba mengupas cara mencampur 2 atau lebih pestisida dengan benar.

Pentingnya Mencampur Pestisida dengan Baik dan Benar

Prinsip dalam penggunaan pestisida adalah tepat sasaran, tepat waktu, dan tepat dosis. Misalnya, jika terjadi serangan hama tungau, maka pestisida yang digunakan adalah jenis akarsisida berbahan aktif abamektin yaitu pestisida khusus untuk mengendalikan hama jenis kutu-kutuan.

Kadang seringkali terjadi serangan beberapa jenis hama dan penyakit secara bersamaan. Maka disini diperlukan pencampuran beberapa jenis pestisida untuk efesiensi waktu aplikasi. Tujuan pencampuran (mixing) diharapkan dapat menghemat waktu dan tenaga kerja, serta dapat mengendalikan berbagai jenis hama dalam waktu yang singkat. Bila pencampuran pestisida tidak tepat, maka dapat menimbulkan pemborosan dan resistensi hama & penyakit tanaman terhadap bahan aktif tertentu.

Dalam mencampur pestisida harus mengacu pada cara kerja dari bahan aktif pestisida. Sebab golongan bahan aktif yang berbeda dapat memiliki cara kerja yang sama. Pada kemasan pestisida tidak pernah tercantum jenis golongan bahan aktif dan cara kerjanya. Maka petani harus pro aktif mencari informasi sendiri. Disini pentingnya pengetahuan tentang golongan bahan aktif dan cara kerja pestisida tersebut. Bila aplikasinya tidak efektif, hanya menimbulkan pemborosan sehingga biaya produksi tinggi namun manfaatnya tidak ada.
Contoh:
-          Golongan Karbamat memiliki cara kerja yang sama dengan pestisida golongan Organofosfat.
-          Pestisida golongan Karbamat tidak dapat di campur dengan golongan Organofosfat, karena memiliki cara kerja yang sama.


Dasar-dasar dan panduan mencampur pestisida :
1.       Kenali dan identifikasi jenis hama & penyakit yang menyerang tanaman dan gunakan pestisida yang tepat.
2.       Pilihlan pestisida yang memiliki bahan aktif dari golongan yang memiliki cara kerja berbeda. Gunakan dosis pestisida sesuai yang dianjurkan (lihat pada label kemasannya)
3.       Penggunaan pestisida dilakukan tepat waktu yaitu apabila serangan hama telah mencapai ambang kendali yang direkomendasikan (biasanya serangan sudah >10%)
4.       Dalam pencampuran pestisida apabila setelah dicampur membentuk gumpalan atau endapan, maka sebaiknya tidak dicampur
5.       Larutkan pestisida yang sulit larut terlebih dahulu, misalnya pestisida yang berbentuk granul, tepung dan terakhir pestisida berbentuk cair. Untuk melarutkan, gunakan air bersih. Air yang keruh dan mengandung banyak partikel tanah tidak baik untuk melarutkan pestisida
6.       Penyemprotan dilakukan pagi hari setelah embun kering dan selesai sebelum matahari terik atau pada sore hari.

 

Tips Mencampur Pestisida yang Benar

1.       Kasus 1 : Apabila dalam waktu yang bersamaan tanaman terserang hama tungau, ulat dan penyakit jamur. Maka pestisida yang diperlukan adalah akarisida (Abamektin), insektisida (Profenofos) dan fungisida (Mankozeb).
Abamektin adalah golongan pestisida Avermektin dan Provenofos dari golongan Organofosfat. Kedua bahan aktif tersebut memiliki cara kerja yang berbeda. Untuk mankozeb adalah jenis fungisida kontak untuk mengendalikan penyakit jamur.
Cara mencampur ketiga jenis pestisida tersebut yaitu dengan melarutkan fungisida mankozeb terlebih dahulu, kemudian abamektin dan profenofos dilarutkan menggunakan wadah terpisah dan selanjutnya dicampur dengan larutan fungisida sambil diaduk rata dan dimasukkan pada tangki semprot.

2.    Kasus ke-2: Apabila terjadi beberapa jenis ulat (misalnya ulat daun dan ulat penggerek batang/buah) dalam waktu yang bersamaan, maka yang digunakan adalah insektisida kontak, lambung dan sistemik.
Gunakan insektisida sesuai dengan dosis anjuran. Larutkan terlebih dahulu insektisida yang berbentuk tepung/granul kemudian insektisida cair.

3.    Kasus ke-2: untuk mengendalikan penyakit jamur secara lebih cepat dan efesien maka diperlukan fungisida yang bekerja secara kontak dan sistemik.
Misalnya:  fungisida berbahan aktif Mankozeb dicampur dengan fungisida berbahan aktif Difenokonazol. Mankozeb merupakan fungisida kontak dari golongan Ditio-karbamat. Sedangkan Difenokonazol jenis fungisida sistemik dari golongan Triazol. Keduanya memiliki cara kerja yang berbeda yang dapat dicampur atau digunakan secara bergantian.
Cara mencampur kedua jenis fungisida tersebut yaitu dengan melarutkannya pada 2 wadah yang berbeda. Setelah keduanya menjadi larutan kemudian disatukan dan diaduk rata, lalu disemprotkan menggunakan tangki sprayer.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar