Petani
masih mengandalkan pestisida dalam memberantas hama dan penyakit tanaman. Walaupun
manfaatnya banyak, kalau penggunaan pestisida tidak hati-hati dan bijak bisa
berdapak negatif bagi lingkungan. Sebab bahan dasar pestisida adalah bahan
kimia berbahaya. Kadang dalam penggunaannya menggunakan 2 atau lebih pestisida
dalam sekali aplikasi. Padahal dalam mencampur 2 atau lebih pestisida ada
ketentuannya. Pada tulisan kali ini coba mengupas cara mencampur 2 atau lebih
pestisida dengan benar.
Pentingnya
Mencampur Pestisida dengan Baik dan Benar
Prinsip
dalam penggunaan pestisida adalah tepat sasaran, tepat waktu, dan tepat dosis.
Misalnya, jika terjadi serangan hama tungau, maka pestisida yang digunakan
adalah jenis akarsisida berbahan aktif abamektin yaitu pestisida khusus untuk
mengendalikan hama jenis kutu-kutuan.
Kadang seringkali
terjadi serangan beberapa jenis hama dan penyakit secara bersamaan. Maka disini
diperlukan pencampuran beberapa jenis pestisida untuk efesiensi waktu aplikasi.
Tujuan pencampuran (mixing) diharapkan dapat menghemat waktu dan tenaga kerja,
serta dapat mengendalikan berbagai jenis hama dalam waktu yang singkat. Bila pencampuran
pestisida tidak tepat, maka dapat menimbulkan pemborosan dan resistensi hama
& penyakit tanaman terhadap bahan aktif tertentu.
Dalam mencampur
pestisida harus mengacu pada cara kerja dari bahan aktif pestisida. Sebab
golongan bahan aktif yang berbeda dapat memiliki cara kerja yang sama. Pada
kemasan pestisida tidak pernah tercantum jenis golongan bahan aktif dan cara
kerjanya. Maka petani harus pro aktif mencari informasi sendiri. Disini
pentingnya pengetahuan tentang golongan bahan aktif dan cara kerja pestisida
tersebut. Bila aplikasinya tidak efektif, hanya menimbulkan pemborosan sehingga
biaya produksi tinggi namun manfaatnya tidak ada.
Contoh:
-
Golongan Karbamat
memiliki cara kerja yang sama dengan pestisida golongan Organofosfat.
-
Pestisida golongan Karbamat tidak dapat di
campur dengan golongan Organofosfat, karena memiliki cara kerja yang sama.
Baca juga : arti kode EC, WP, SC, dan GR pada pestisida
Dasar-dasar
dan panduan mencampur pestisida :
1.
Kenali dan identifikasi jenis hama & penyakit yang menyerang
tanaman dan gunakan pestisida yang tepat.
2.
Pilihlan pestisida yang memiliki bahan aktif dari golongan yang
memiliki cara kerja berbeda. Gunakan dosis pestisida sesuai yang dianjurkan
(lihat pada label kemasannya)
3.
Penggunaan pestisida dilakukan tepat waktu yaitu apabila serangan hama
telah mencapai ambang kendali yang direkomendasikan (biasanya serangan sudah
>10%)
4.
Dalam pencampuran pestisida apabila setelah dicampur membentuk
gumpalan atau endapan, maka sebaiknya tidak dicampur
5.
Larutkan pestisida yang sulit larut terlebih dahulu, misalnya
pestisida yang berbentuk granul, tepung dan terakhir pestisida berbentuk cair.
Untuk melarutkan, gunakan air bersih. Air yang keruh dan mengandung banyak
partikel tanah tidak baik untuk melarutkan pestisida
6.
Penyemprotan dilakukan pagi hari setelah embun kering dan selesai
sebelum matahari terik atau pada sore hari.
Tips Mencampur
Pestisida yang Benar
1.
Kasus 1 : Apabila dalam waktu yang bersamaan tanaman terserang
hama tungau, ulat dan penyakit jamur. Maka pestisida yang diperlukan adalah
akarisida (Abamektin), insektisida (Profenofos) dan fungisida (Mankozeb).
Abamektin adalah
golongan pestisida Avermektin dan Provenofos dari golongan Organofosfat. Kedua
bahan aktif tersebut memiliki cara kerja yang berbeda. Untuk mankozeb adalah
jenis fungisida kontak untuk mengendalikan penyakit jamur.
Cara mencampur
ketiga jenis pestisida tersebut yaitu dengan melarutkan fungisida mankozeb
terlebih dahulu, kemudian abamektin dan profenofos dilarutkan menggunakan wadah
terpisah dan selanjutnya dicampur dengan larutan fungisida sambil diaduk rata
dan dimasukkan pada tangki semprot.
2. Kasus ke-2: Apabila terjadi beberapa jenis
ulat (misalnya ulat daun dan ulat penggerek batang/buah) dalam waktu yang
bersamaan, maka yang digunakan adalah insektisida kontak, lambung dan sistemik.
Gunakan
insektisida sesuai dengan dosis anjuran. Larutkan terlebih dahulu insektisida
yang berbentuk tepung/granul kemudian insektisida cair.
3. Kasus ke-2: untuk mengendalikan penyakit
jamur secara lebih cepat dan efesien maka diperlukan fungisida yang bekerja
secara kontak dan sistemik.
Misalnya: fungisida berbahan aktif Mankozeb dicampur
dengan fungisida berbahan aktif Difenokonazol. Mankozeb merupakan fungisida
kontak dari golongan Ditio-karbamat. Sedangkan Difenokonazol jenis fungisida
sistemik dari golongan Triazol. Keduanya memiliki cara kerja yang berbeda yang
dapat dicampur atau digunakan secara bergantian.
Cara mencampur kedua
jenis fungisida tersebut yaitu dengan melarutkannya pada 2 wadah yang berbeda.
Setelah keduanya menjadi larutan kemudian disatukan dan diaduk rata, lalu
disemprotkan menggunakan tangki sprayer.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar