Budidaya bawang merah kini
sudah hampir merata ada di setiap daerah. Namun untuk daerah yang terkenal
dengan budidaya bawang merah adalah Brebes. Memang, Brebes adalah produsen
bawang merah terbesar seluruh Indonesia. Kegiatan perawatan tanaman
mempengaruhi keberhasilan dalam budidaya. Begitu juga dengan budidaya bawang
merah, kegiatan perawatan sangat penting dilakukan agar panen berhasil dan
melimpah. Kegiatan perawatan dilakukan agar tanaman bawang merah tumbuh optimal
sesuai yang diharapkan. Kegiatan perawatan tanaman bawang merah meliputi
penyiangan, pembumbunan, pengairan, pemupukan, dan pengendalian hama dan
penyakit tanaman. Berikut kegiatan perawatan bawang merah yang biasa dilakukan
oleh petani bawang merah Brebes.
Penyiangan
Penyiangan adalah kegiatan
membersihkan gulma atau rumput-rumput liar yang tumbuh disekitar tanaman bawang
merah. Penyiangan dilakukan secara mekanik untuk membuang gulma atau tumbuhan
liar yang kemungkinan dijadikan sebagai inang OPT terutama hama ulat bawang. Pada
saat penyiangan sekaligus dilakukan pengambilan telur ulat bawang, dan kegiatan
ini sering dilakukan pada penyiangan ke 2.
Berdasarkan pengalaman di
lapangan penyiangan diperlukan antara 1-2 kali, dan disarankan sebelum aplikasi
pemupukan kedua yaitu umur 1 bulan. Penyiangan pertama dilakukan pada umur
12-15 HST, dilakukan sebelum pemupukan susulan pertama. Penyiangan ke 2
dilakukan pada umur 30-40 HST, dilakukan sebelum pemupukan susulan ke 2.
Pembumbunan
Petani bawang merah Brebes
dalam menanam bawang merah menggunakan bedengan. Pada kanan kiri bedengan
(solokan) selalu terisi air. Maka untuk menjaga bedengan agar tetap utuh
dilakukan pembumbunan.
Pembumbunan adalah penimbunan
tanah di pangkal rumpun tanaman, menegakkan tanaman. Tanah di sekitar tanaman
seringkali terkikis oleh erosi air terutama air irigasi maupun air hujan
sehingga tanah yang ada di sekitar tanaman tidak mampu lagi menopang tegaknya
tanaman. Kegiatan ini bisa dilakukan bersamaan dengan penyiangan ke 2 atau saat
tanaman berumur 4 minggu setelah tanam.
Tujuan pembumbunan adalah
memperlancar sirkulasi udara tanah dan dilakukan di sekitar tanaman, jika
dilakukan pada bedengan maka kegiatannya adalah merapikan kembali
pinggir-pinggir bedengan yang longsor dan membenahi tanaman yang akarnya muncul
ke permukaan tanah.
Pengairan
Faktor lain yang sangat mempengaruhi
keberhasilan dalam budidaya bawang merah adalah ketersediaan air. Menurut ilmu
pertanian, jumlah dan waktu pengairan pada tanaman tergantung pada keadaan
iklim, kandungan air tanah, tingkat pertumbuhan tanaman dan sifat
perakaran tanaman.
Pada tanaman bawang merah kekurangan air dapat
menurunkan produksi. Pada pembentukan umbi, bawang merah banyak membutuhkan
air.
Sistem pertanian bawang merah di Brebes,
kebutuhan air untuk menyiram tersedia di solokan tiap-tiap bedengan. Artinya,
solokan antar bedengan selalu terendam air. Penyiraman dilakukan setiap hari
(pagi dan sore) saat awal tanam sampai umur 1 minggu. Bila hari hujan tidak
dilakukan penyiraman. Pada umur 1 - 4 minggu penyiraman dilakukan setiap hari
sekali sesuai kebutuhan. Pada umur 5 minggu sampai panen, penyiraman dilakukan setiap
2-3 hari sekali sesuai kebutuhan. Itu adalah kebiasaan petani Brebes dalam
melakukan penyiraman.
Namun, kegiatan pengairan (penyiraman) bisa
juga dilakukan dengan cara berbeda. Kegiatan penyiraman lainnya yaitu:
§ Umur
0-5 hari setelah tanam dilakukan dilakukan 2 kali penyiraman per hari (pagi dan
sore), dengan tujuan diperoleh kelembaban tanah yang cukup untuk merangsang
pertumbuhan tunas.
§ Umur
6-25 hari setelah tanam dilakukan dilakukan 1 kali penyiraman per hari yaitu
pada pagi hari, dengan tujuan diperoleh kelembaban tanah yang cukup untuk
merangsang pertumbuhan daun dan umbi.
§ Umur
26-50 hari setelah tanam yaitu fase generatif atau pembentukan umbi, tanaman
bawang merah memerlukan banyak air, sehingga dilakukan 2 kali penyiraman pada
pagi dan sore hari.
§ Umur
51-60 hari setelah tanam atau fase pematangan umbi dilakukan penyiraman 1 kali
per hari yaitu pada siang hari, dengan tujuan agar suhu air penyiraman yang
relatif hangat dapat mempercepat umur panen.
Pada musim hujan, penyiraman tetap dilakukan.
Lakukan penyemprotan air setiap pagi sebelum kondisi matahari naik (pukul 10 –
12 siang). Tujuannya untuk menyapu atau membasuh percikan tanah akibat hujan
yang menempel pada daun tanaman atau menghilangkan putih tepung yang menempel
pada ujung daun tanaman.
Pemupukan Susulan
Pemupukan susulan dilakukan 2 kali yaitu pada
saat 2 minggu setelah tanam dan 4 minggu setelah tanam.
Untuk dosis 1000 m2 ( 0,1
hektar ) adalah :
-
Minggu ke 2 = 5 kg Urea + 10 kg ZA + 10 kg KCl + 5 kg SP36
-
Minggu ke 4 = 3 kg Urea + 7 kg ZA + 12 kg KCl + 10 kg TSP + 3 kg
Pupuk Mikro
Campurkan bahan-bahan tersebut secara merata
dan aplikasikan di sekitar rumpun atau garitan tanaman yang sudah disediakan. Pada
saat pemberian jangan sampai terkena tanaman supaya daun tidak terbakar dan
terganggu pertumbuhannya.
Jika menggunakan pupuk majemuk NPK ( 16-16-16
) dosis untuk 1000 m2 adalah:
-
Minggu ke 2 = 25 kg NPK + 5 kg ZA
-
Minggu ke 4 = 25 kg NPK + 7 kg Pupuk cantik + 3 kg Pupuk Mikro
Aplikasinya bisa dibenamkan atau dikocor.
Pemberantasan Hama dan Penyakit
Petani bawang merah Brebes untuk pemberantasan hama
penyakit dilakukan dengan melakukan penyemprotan pestisida. Penyemprotan
pestisida dilakukan 2 atau 3 hari sekali baik untuk pencegahan atau
pemberantasan hama. Cara ini sebenarnya kurang tepat. Dampak dari penggunaan
pestisida 2-3 hari sekali dapat menyebabkan resistensi hama & penyakit
semakin tinggi (kebal) dan merusak lingkungan. Ini yang tidak disadari petani
bawang merah di Brebes.
Sudah saatnya, petani beralih pada Pengendalian Hama Terpadu (PHT) yaitu suatu konsepsi mengenai
pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) baik hama atau penyakit dengan
pendekatan ekologi yang bersifat multidisiplin untuk mengelola populasi hama
dan penyakit dengan memanfaatkan beragam taktik pengendalian yang kompatibel
dalam suatu kesatuan koordinasi pengelolaan. PHT merupakan suatu sistem
pengendalian yang menggunakan pendekatan ekologi, maka pemahaman tentang
biologi dan ekologi hama dan penyakit menjadi sangat penting.
Inti dari PHT adalah menjadikan petani
sebagai ahli PHT. Kegiatan meliputi: penggunaan benih/bibit tahan hama,
pengamatan dan pemantauan hama secara intensif, penggunaan musuh alami, penggunaan
pestisida hayati (termasuk menggunakan perangkap), dan penggunaan pestisida
kimiawi.
Namun penggunaan pestisida kimia dilakukan secara selektif
dan efektif yaitu apabila telah ditemukan hama misalnya 1 ulat/10 tanaman atau
5% kerusakan tanaman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar