Sebelum melangkah jauh, baiknya kita tahu dulu apa itu
pestisida, insectisida, fungisida, dan lainnya. Pestisida adalah racun kimia yang berfungsi untuk mengendalikan Organisme
Pengganggu Tanaman (OPT), baik itu berupa Hama atau Penyakit yang menyerang
tanaman.
Sedangkan berdasarkan
jenis sasarannya Pestisida dibagi menjadi 7 jenis sesuai dengan kelompok atau
golongannya.
1.
Insektisida, adalah
jenis racun kimia yang diperuntukan khusus mengendalikan hama jenis
serangga. contohnya walang sangit, lembing, wereng, dan lain - lain.
2.
Herbisida, adalah
jenis racun kimia yang diperuntukan khusus dalam mengendalikan hama golongan
gulma (Jenis rumput)
3.
Fungisida, adalah
jenis racun kimia yang diperuntukan khusus pembasmi jamur, seperti blas pada
padi atau panu pada manusia.
4.
Bakterisida, adalah
jenis racun kimia khusus pembunuh bakteri seperti hawar daun/kresek pada padi
5.
Rodentisida, adalah
jenis racun kimia khusus pembunuh hama pengerat seperti tikus.
6.
Moluskisida, adalah
jenis racun kimia khusus pembunuh hama jenis moluska seperti, Keong dan kerang.
7.
Nematisida, adalah
jenis racun kimia khusus pembunuh hama jenis cacing-cacingan.
Semoga dengan penjelasan di atas sudah
jelas. Jadi insectisida, fungisida itu bagian dari pestisida ya. Mari kita
bahas selanjutnya yaitu tentang bahan aktif pestisida.
Petani umumnya jarang yang tahu tentang bahan aktif
insektisida. Padahal dalam kesehariannya, mereka selalu bersentuhan dengan
pestisida untuk pengendalian hama. Pestisida
adalah zat kimia yang digunakan dalam bidang pertanian untuk mengendalikan hama
dan penyakit tanaman. Namun demikian, penggunaan pestisida juga memiliki dampak
negatif. Salah satu dampak negatif pestisida adalah timbulnya kekebalan
(resistensi) hama maupun penyakit terhadap bahan aktif tertentu. Hal tersebut
disebabkan karena penggunaan pestisida yang kurang bijaksana, yakni dosis yang
tidak sesuai anjuran dan tidak melakukan rotasi pestisida.
4 Golongan Pestisida dan Cara Kerjanya
Berdasarkan
cara kerjanya (Mode
of action), yaitu menurut sifat kimianya, pestisida dibagi menjadi
empat 4 golongan besar antara lain sebagai berikut :
1. Insektisida
Golongan Organoklorin
Merupakan
insektisida sintetik yang paling tua yang sering disebut hidrokarbon klor.
Secara umum diketahui bahwa keracunan pada serangga ditandai dengan terjadinya
gangguan pada sistem saraf pusat yang mengakibatkan terjadinya hiperaktivitas,
gemetar, kemudian kejang hingga akhirnya terjadi kerusakan pada saraf dan otot
yang menimbulkan kematian. Organoklorin bersifat stabil di lapangan, sehingga
residunya sangat sulit terurai.
2. Insektisida
Golongan Organofosfat
Merupakan
insektisida yang bekerja dengan menghambat enzim asetilkolinesterase, sehingga
terjadi penumpukan asetilkolin yang berakibat pada terjadinya kekacauan pada
sistem pengantar impuls saraf ke sel-sel otot. Keadaan ini menyebabkan impuls
tidak dapat diteruskan, otot menjadi kejang, dan akhirnya terjadi kelumpuhan
(paralisis) dan akhirnya serangga mati.
3. Insektisida
Golongan Karbamat
Merupakan
insektisida yang berspektrum luas. Cara kerja karbamat mematikan serangga sama
dengan insektisida organofosfat yaitu melalui penghambatan aktivitas enzim
asetilkolinesterase pada sistem saraf. Perbedaannya ialah pada karbamat
penghambatan enzim bersifat bolak-balik reversible yaitu penghambatan enzim
bisa dipulihkan lagi. Karbamat bersifat cepat terurai.
4. Insektisida
Golongan Piretroid
Merupakan
piretrum sintetis, yang mempunyai sifat stabil bila terkena sinar matahari dan
relatif murah serta efektif untuk mengendalikan sebagain besar serangga hama.
Piretroid mempunyai efek sebagai racun kontak yang kuat, serta mempengaruhi
sistem saraf serangga pada peripheral (sekeliling) dan sentral (pusat).
Peretroid awalnya menstimulasi sel saraf untuk berproduksi secara berlebih dan
akhirnya menyebabkan paralisis dan kematian.
Dalam
melakukan rotasi pestisida yang perlu diperhatikan adalah mengetahui cara kerja
bahan aktif pestisida yang akan digunakan. Hal ini sesuai anjuran Insecticide
Resistance Action Committee (IRAC) dan Fungicide
Resistance Action Committe (FRAC) yaitu berdasarkan cara kerja
yang berbeda. Karena beberapa bahan aktif yang berbeda memiliki cara kerja yang
sama. IRAC dan FRAC memberi kode pada setiap cara kerja pestisida untuk
mempermudah petani dalam melakukan pergiliran (rotasi) pestisida.
Berikut
ini tabel golongan pestisida, bahan aktif, kode cara kerja dan cara kerja
pestisida:
No
|
Golongan
|
Nama Bahan Aktif
|
Kode Cara Kerja
|
Cara Kerja
|
1
|
Karbamat
|
Alankarb-Aldikarb-Bendiokarb-Benfurakarb-Butokarboksim-Butoksikarboksim-Karbaril-Karbofuran-Karbosulfan-Etiofenkarb-Fenobukarb-Formetanat-Furatiokarb-Isoprokarb-Metiokarb-Metomil-Metolkarb-Oksamil-Pirimikarb-Propoksur-Tiodikarb-Tiofanoks-Triazamat-Trimetakarb-XMC-Silikarb
|
1
A
|
Menghambat
AChE (acetylcholinesterase)-menyebabkan hyperexcitation. AChE adalah enzim
yang mengakhiri aksi rangsang neurotransmiter asetilkolin pada sinapsis
saraf.
|
|
Organofosfat
|
Asefat-Azametifos-Azinfos-etil-Azinfosmetil-Kadusafos-Koretoksifos-Klorfenvinfos-Klormefos-Klorpirifos-Klorpirifosmetil-Koumafos-Sianofos-Demeton
S
metil-Diazinon-Diklorfos/DDVP-Dikrotofos-Dimetoat-Dimetilvinfos-Disulfoton-EPN-Etion-Etoprofos-Famfur-Fenamifos-Fenitrotion-Fention-Fostiazat-Heptenofos-Imisiafos-Isofenfos-Isoprofil
O- (metoksiaminotio-fosforil)
salisilat-Isoksation-Malation-Mekarbam-Metamidofos-Metidation-Mevinfos-Monokrotofos-Naled-Ometoat-Oksidemeton
metil-Paration-Paration metil-Fentoat-Forat-Fosalon-Fosmet-Fosfamidon-Foksim-Pirimifos
metil-Profenofos-Propetamfos-Protiofos-Firaklofos-Firidafention-Kuinalfos-Sulfotep-Tebupirimfos-Temefos-Terbufos-Tetraklorvinfos-Tiometon-Triazofos-Triklorfon-Vamidotion
|
1
B
|
|
2
|
Siklodin
organoklorin
|
Klordan-Endosulfan
|
2
A
|
Memblokir
saluran klorida aktivasi GABA menyebabkan hyperexcitation dan kejang-kejang.
GABA adalah neurotransmiter inhibisi utama pada serangga.
|
|
Fenilfirazol
|
Etiprol-Fipronil
|
2
B
|
|
3
|
Piretroid
dan Piretrin
|
Acrinatrin-(Alletrin-d-cis-trans
Alletrin)-(d-trans Alletrin)-Bifentrin-Bioalletrin-Bioalletrin Siklopentenil
isomer-Bioresmetrin-Sikloprotrin-Siflutrin-(beta-Siflutrin)-Sihalotrin-lambda
Sihalotrin-(gamma-Sihalotrin)-Sipermetrin-(alfa-Sipermetrin)-(beta-Sipermetrin)-tetasipermetrin-(zeta-Sipermetrin)Sifenotrin-(1R)-trans-
isomers-Deltametrin-Empentrin (EZ)- (1R)-
isomers-Esfenvalerat-Etofenprox-Fenpropatrin-Fenvalerat-Flusitrinat-Flumetrin-(tau-
Fluvalinat)-Halfenprox-Imiprotrin-Kadetrin-Permetrin-Fenotrin [(1R)-trans-
isomer]-Pralletrin-Firetrins
(piretrum)-Resmetrin-Silafluofen-Teflutrin-Tetrametrin-Tetrametrin
[(1R)-isomers]-Tralometrin-Transflutrin
|
3
A
|
Menyebabkan
saluran natrium selalu terbuka sehingga pada beberapa kasus menyebabkan
reaksi berlebihan oleh saraf. Saluran natrium terlibat dalam penyebaran info
potensial di sepanjang akson saraf.
|
|
DDT
dan Metoksiklor
|
DDT-Metokdiklor
|
3
B
|
|
4
|
Neonikotinoid
|
Asetamiprid-Klotianidin-Dinotefuran-Imidakloprid-Nitenpiram-Tiakloprid-Tiametoxam
|
4
A
|
Meniru
tindakan agonis asetilkolin di nAChRs menyebabkan hyperexcitation.
Asetilkolin adalah neurotransmitter utama dalam sistem saraf serangga pusat.
|
|
Nikotin
|
Nikotin
|
4
B
|
|
5
|
Spinosin
|
Spinetoram-Spinosad
|
5
|
Allosterically
mengaktifkan nAChRs menyebabkan hyperexcitation dari sistem saraf.
|
6
|
Avermektin
dan Milbemisin
|
Abamektin-Emamektin
benzoat-Lepimektin-Milbemektin
|
6
|
Allosterically
mengaktifkan saluran utama klorida glutamat (GluCls) menyebabkan kelumpuhan.
Glutamat adalah inhibitory neurotransmiter penting dalam serangga.
|
7
|
ZPT
|
Hidropren-Kinopren-Metopren
|
7
A
|
Diterapkan
di pra-metamorfik instar. Senyawa ini mengganggu dan mencegah metamorfosis.
|
|
Fenoksikarb
|
Fenoksikarb
|
7
B
|
|
|
Piriproksipen
|
Piriproksipen
|
7
C
|
|
8
|
Akil
halida
|
Metil
bromida and other alkil halid
|
8
A
|
Menghambat
pembentukan sel. hanya mekanismenya belum diketahui.
|
|
Kloropikrin
|
Kloropicrin
|
8
B
|
|
|
Sulfuril
fluorid
|
Sulfuril
fluroid
|
8
C
|
|
|
Boraks
|
Borax
|
8
D
|
|
|
Tartar
emetrik
|
Tartar
emetrik
|
8
E
|
|
9
|
Pimetrozin
|
Pimetrozin
|
9
B
|
Menyebabkan
penghambatan makan selektif pada kutu putih dan kutu daun
|
|
Flonikamid
|
Flonikamid
|
9
C
|
|
10
|
Klofentezin
– Heksitiazok – Diflovidazin
|
Klofentezin
– Heksytiazoks – Diflovidazin
|
10
A
|
Menghambat
pertumbuhan tungau
|
|
Etoksazol
|
Etoksazol
|
10
B
|
|
11
|
Bacillus
thuringiensis atau Bacillus sphaericus
|
Bacillus
thuringiensis subsp. israelensis-Bacillus sphaericus-Bacillus thuringiensis
subsp. aizawai-Bacillus thuringiensis subsp. kurstaki-Bacillus thuringiensis
subsp. tenebrionis. Bt crop proteins: Cry1Ab; Cry1Ac; Cry1Fa; Cry2Ab; mCry3A;
Cry3Ab; Cry3Bb; Cry34/35Ab1
|
-
|
Racun
protein yang mengikat pada reseptor pada membran saluran pencernaan tengah
dan mendorong pembentukan pori-pori mengakibatkan ketidakseimbangan ion dan
septicaemia
|
12
|
Diafentiuron
|
Diafentiuron
|
12
A
|
Menghambat
enzim yang mensintesis ATP pada mitokondria
|
|
Organotin
mitisid
|
Azosiklotin-Siheksatin-Fenbutatin
oksid
|
12
B
|
|
|
Propargit
|
Propargit
|
12
C
|
|
|
Tetradifon
|
Tetradifon
|
12
D
|
|
13
|
Klorfenapir
– DNOC – Sulfuramid
|
Klorfenapir-DNOC-Sulfuramid
|
13
|
Gangguan
pada gradien proton; sirkuit gradien proton (disebut : protonofores) yang
pendek pada mitokondria sehingga ATP tidak dapat disintesis.
|
14
|
Nereistoksin
analog
|
Bensultap-Kartap
hidroklorid-Tiosiklam-(Tiosultap-sodium)
|
14
|
Memblokir
saluran ion nAChR sehingga blok sistem saraf dan kelumpuhan. Asetilkolin
adalah excitatory neurotransmitter (penghubung) utama dalam sistem saraf
serangga pusat.
|
15
|
Benzoilurea
|
Bistrifluron-Klorfluazuron-Diflubenzuron-Flusikloksuron-Flufenoksuron-Heksaflumuron-Lufenuron-Novaluron-Noviflumuron-Teflubenzuron-Triflumuron
|
15
|
Menghambat
biosintesis kitin
|
16
|
Buprofezin
|
Buprofezin
|
16
|
Menghambat
biosintesis kitin pada beberapa serangga khususnya kutuputih
|
17
|
Siromazin
|
Siromazin
|
17
|
Merontokkan
kutikula saat proses pergantian kulit serangga
|
18
|
Diasilhidrazin
|
Kromafenozid-Halofenozid-Metoksifenozid-Tebufenozid
|
18
|
Meniru
hormon ganti kulit (ekdison) menginduksi kutikula serangga dewasa agar rontok
sebelum waktunya
|
19
|
Amitraz
|
Amitraz
|
19
|
Mengaktifkan
reseptor oktopamin mengarah ke hyperexcitation (rekasi saraf berlebihan).
Oktopamin adalah hormon pada serangga yang menyerupai adrenalin seperti
neurohormon untuk pertahanan diri atau untuk terbang.
|
20
|
Hidrametilnon
|
Hidrametilnon
|
20
A
|
Menghambat
transpor elektron pada mitokondria sehingga mencegah pemanfaatan energi oleh
sel.
|
|
Asequinosil
|
Asequinosil
|
20
B
|
|
|
Fluacripirim
|
Fluacripirim
|
20
C
|
|
21
|
METI
akarisida dan insektisida
|
Fenazakuin-Fenpiroksimat-Pirimidifen-Piridaben-Tebufenpirad-Tolfenpirad
|
21
A
|
Menghambat
transpor elektron pada mitokondria sehingga mencegah pemanfaatan energi oleh
sel.
|
|
Rotenon
|
Rotenon
(Derris)
|
21
B
|
|
22
|
Indoksakarb
|
Indoksakarb
|
22
A
|
Memblokir
saluran natrium menyebabkan pemadaman sistem saraf dan kelumpuhan. Saluran
natrium yang terlibat dalam penyebaran potensial aksi di sepanjang akson
saraf.
|
|
Metaflumizon
|
Metaflumizon
|
22
B
|
|
23
|
Asam
Tetronik dan Asam Tetramik
|
Spirodiklofen-Spiromesifen-Spirotetramat
|
23
|
Menghambat
kerja asetil koenzim A karboksilase untuk mensintesis lipid yang merupakan
langkah pertama dalam biosintesis lipid sehingga menyebabkan kematian
serangga.
|
24
|
Fosfin
|
Aluminium
fosfid-Kalsium fosfid-Fosfine-Zinc fosfid
|
24
A
|
Menghambat
transpor elektron pada mitokondria sehingga mencegah pemanfaatan energi oleh
sel.
|
Sianida
|
Sianida
|
24
B
|
||
25
|
Turunan
Beta-Ketonitril
|
Sienopirafen-Siflumetofen
|
25
|
Menghambat
transpor elektron pada mitokondria sehingga mencegah pemanfaatan energi oleh
sel.
|
28
|
Diamida
|
Chlorantraniliprole-Cyantraniliprole-Flubendiamide
|
28
|
Aktifnya
otot reseptor rianodin menyebabkan kontraksi dan kelumpuhan. Reseptor
rianodin berperan melepaskan kalsium ke dalam sitoplasma dari sel
intraseluler.
|
Contoh Cara
Pergiliran Pestisida yang Baik dan Benar
Insecticide
Resistance Action Committee (IRAC) dan Fungicide Resistance Action Committe
(FRAC) mengharuskan agar rotasi pestisida dilakukan berdasarkan cara kerja yang
berbeda, karena bahan aktif yang berbeda dapat mempunyai cara kerja yang sama.
Pemberian kode cara kerja pestisida bertujuan untuk memudahkan petani dalam
melakukan pergiliran pestisida. Ketentuannya sebagai berikut:
-
Kode cara kerja pestisida berupa angka dan huruf, golongan
pestisida dengan kode angka yang sama menunjukkan cara kerja yang sama. Sebagai
contoh, kode cara kerja pestisida golongan karbamat adalah 1A dan golongan
organofosfat 1B. Artinya kedua golongan pestisida tersebut mempunyai cara kerja
yang sama. Jika telah menggunakan insektisida dari golongan karbamat tidak
dianjurkan menggunakan insektisida dari golongan organofosfat.
-
Cara melakukan rotasi (pergiliran) pestisida yang baik dan benar
adalah dengan mengaplikasikan 2 atau 3 jenis pestisida dari golongan yang
memiliki cara kerja yang berbeda. Misalnya menggunakan insektisida dari
golongan karbamat, neonikotinoid kemudian dari golongan piretrin.
-
Kesimpulannya: bila mau mengaplikasikan 2 atau lebih insectisida
lihat bahan aktifnya pada tabel di atas. Bahan aktif harus berbeda golongan dan
cara kerjanya juga beda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar