Jumat, 20 Maret 2020

Panduan Penggunaan Pestisida Berdasarkan Bahan Aktif dan Cara Kerjanya

Sebelum melangkah jauh, baiknya kita tahu dulu apa itu pestisida, insectisida, fungisida, dan lainnya. Pestisida adalah racun kimia yang berfungsi untuk mengendalikan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), baik itu berupa Hama atau Penyakit yang menyerang tanaman.
Sedangkan berdasarkan jenis sasarannya Pestisida dibagi menjadi 7 jenis sesuai dengan kelompok atau golongannya.
1.       Insektisida, adalah jenis racun kimia yang diperuntukan khusus mengendalikan  hama jenis serangga. contohnya walang sangit, lembing, wereng, dan lain - lain.
2.       Herbisida, adalah jenis racun kimia yang diperuntukan khusus dalam mengendalikan hama golongan gulma (Jenis rumput)
3.       Fungisida,  adalah jenis racun kimia yang diperuntukan khusus pembasmi jamur, seperti blas pada padi atau panu pada manusia.
4.       Bakterisida, adalah jenis racun kimia khusus pembunuh bakteri seperti hawar daun/kresek pada padi
5.       Rodentisida, adalah jenis racun kimia khusus pembunuh hama pengerat seperti tikus.
6.       Moluskisida, adalah jenis racun kimia khusus pembunuh hama jenis moluska seperti, Keong dan kerang.
7.       Nematisida, adalah jenis racun kimia khusus pembunuh hama jenis cacing-cacingan.

Semoga dengan penjelasan di atas sudah jelas. Jadi insectisida, fungisida itu bagian dari pestisida ya. Mari kita bahas selanjutnya yaitu tentang bahan aktif pestisida.

Petani umumnya jarang yang tahu tentang bahan aktif insektisida. Padahal dalam kesehariannya, mereka selalu bersentuhan dengan pestisida untuk pengendalian hama. Pestisida adalah zat kimia yang digunakan dalam bidang pertanian untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman. Namun demikian, penggunaan pestisida juga memiliki dampak negatif. Salah satu dampak negatif pestisida adalah timbulnya kekebalan (resistensi) hama maupun penyakit terhadap bahan aktif tertentu. Hal tersebut disebabkan karena penggunaan pestisida yang kurang bijaksana, yakni dosis yang tidak sesuai anjuran dan tidak melakukan rotasi pestisida.


4 Golongan Pestisida dan Cara Kerjanya
Berdasarkan cara kerjanya (Mode of action), yaitu menurut sifat kimianya, pestisida dibagi menjadi empat 4 golongan besar antara lain sebagai berikut :

 

1. Insektisida Golongan Organoklorin

Merupakan insektisida sintetik yang paling tua yang sering disebut hidrokarbon klor. Secara umum diketahui bahwa keracunan pada serangga ditandai dengan terjadinya gangguan pada sistem saraf pusat yang mengakibatkan terjadinya hiperaktivitas, gemetar, kemudian kejang hingga akhirnya terjadi kerusakan pada saraf dan otot yang menimbulkan kematian. Organoklorin bersifat stabil di lapangan, sehingga residunya sangat sulit terurai.

2. Insektisida Golongan Organofosfat

Merupakan insektisida yang bekerja dengan menghambat enzim asetilkolinesterase, sehingga terjadi penumpukan asetilkolin yang berakibat pada terjadinya kekacauan pada sistem pengantar impuls saraf ke sel-sel otot. Keadaan ini menyebabkan impuls tidak dapat diteruskan, otot menjadi kejang, dan akhirnya terjadi kelumpuhan (paralisis) dan akhirnya serangga mati.

3. Insektisida Golongan Karbamat

Merupakan insektisida yang berspektrum luas. Cara kerja karbamat mematikan serangga sama dengan insektisida organofosfat yaitu melalui penghambatan aktivitas enzim asetilkolinesterase pada sistem saraf. Perbedaannya ialah pada karbamat penghambatan enzim bersifat bolak-balik reversible yaitu penghambatan enzim bisa dipulihkan lagi. Karbamat bersifat cepat terurai.


4. Insektisida Golongan Piretroid

Merupakan piretrum sintetis, yang mempunyai sifat stabil bila terkena sinar matahari dan relatif murah serta efektif untuk mengendalikan sebagain besar serangga hama. Piretroid mempunyai efek sebagai racun kontak yang kuat, serta mempengaruhi sistem saraf serangga pada peripheral (sekeliling) dan sentral (pusat). Peretroid awalnya menstimulasi sel saraf untuk berproduksi secara berlebih dan akhirnya menyebabkan paralisis dan kematian.

Dalam melakukan rotasi pestisida yang perlu diperhatikan adalah mengetahui cara kerja bahan aktif pestisida yang akan digunakan. Hal ini sesuai anjuran Insecticide Resistance Action Committee (IRAC) dan Fungicide Resistance Action Committe (FRAC) yaitu berdasarkan cara kerja yang berbeda. Karena beberapa bahan aktif yang berbeda memiliki cara kerja yang sama. IRAC dan FRAC memberi kode pada setiap cara kerja pestisida untuk mempermudah petani dalam melakukan pergiliran (rotasi) pestisida.

Berikut ini tabel golongan pestisida, bahan aktif, kode cara kerja dan cara kerja pestisida:

No
Golongan
Nama Bahan Aktif
Kode Cara Kerja
Cara Kerja
1
Karbamat
Alankarb-Aldikarb-Bendiokarb-Benfurakarb-Butokarboksim-Butoksikarboksim-Karbaril-Karbofuran-Karbosulfan-Etiofenkarb-Fenobukarb-Formetanat-Furatiokarb-Isoprokarb-Metiokarb-Metomil-Metolkarb-Oksamil-Pirimikarb-Propoksur-Tiodikarb-Tiofanoks-Triazamat-Trimetakarb-XMC-Silikarb
1 A
Menghambat AChE (acetylcholinesterase)-menyebabkan hyperexcitation. AChE adalah enzim yang mengakhiri aksi rangsang neurotransmiter asetilkolin pada sinapsis saraf.

Organofosfat
Asefat-Azametifos-Azinfos-etil-Azinfosmetil-Kadusafos-Koretoksifos-Klorfenvinfos-Klormefos-Klorpirifos-Klorpirifosmetil-Koumafos-Sianofos-Demeton S metil-Diazinon-Diklorfos/DDVP-Dikrotofos-Dimetoat-Dimetilvinfos-Disulfoton-EPN-Etion-Etoprofos-Famfur-Fenamifos-Fenitrotion-Fention-Fostiazat-Heptenofos-Imisiafos-Isofenfos-Isoprofil O- (metoksiaminotio-fosforil) salisilat-Isoksation-Malation-Mekarbam-Metamidofos-Metidation-Mevinfos-Monokrotofos-Naled-Ometoat-Oksidemeton metil-Paration-Paration metil-Fentoat-Forat-Fosalon-Fosmet-Fosfamidon-Foksim-Pirimifos metil-Profenofos-Propetamfos-Protiofos-Firaklofos-Firidafention-Kuinalfos-Sulfotep-Tebupirimfos-Temefos-Terbufos-Tetraklorvinfos-Tiometon-Triazofos-Triklorfon-Vamidotion
1 B
2
Siklodin organoklorin
Klordan-Endosulfan
2 A
Memblokir saluran klorida aktivasi GABA menyebabkan hyperexcitation dan kejang-kejang. GABA adalah neurotransmiter inhibisi utama pada serangga.

Fenilfirazol
Etiprol-Fipronil
2 B
3
Piretroid dan Piretrin
Acrinatrin-(Alletrin-d-cis-trans Alletrin)-(d-trans Alletrin)-Bifentrin-Bioalletrin-Bioalletrin Siklopentenil isomer-Bioresmetrin-Sikloprotrin-Siflutrin-(beta-Siflutrin)-Sihalotrin-lambda Sihalotrin-(gamma-Sihalotrin)-Sipermetrin-(alfa-Sipermetrin)-(beta-Sipermetrin)-tetasipermetrin-(zeta-Sipermetrin)Sifenotrin-(1R)-trans- isomers-Deltametrin-Empentrin (EZ)- (1R)- isomers-Esfenvalerat-Etofenprox-Fenpropatrin-Fenvalerat-Flusitrinat-Flumetrin-(tau- Fluvalinat)-Halfenprox-Imiprotrin-Kadetrin-Permetrin-Fenotrin [(1R)-trans- isomer]-Pralletrin-Firetrins (piretrum)-Resmetrin-Silafluofen-Teflutrin-Tetrametrin-Tetrametrin [(1R)-isomers]-Tralometrin-Transflutrin
3 A
Menyebabkan saluran natrium selalu terbuka sehingga pada beberapa kasus menyebabkan reaksi berlebihan oleh saraf. Saluran natrium terlibat dalam penyebaran info potensial di sepanjang akson saraf.

DDT dan Metoksiklor
DDT-Metokdiklor
3 B
4
Neonikotinoid
Asetamiprid-Klotianidin-Dinotefuran-Imidakloprid-Nitenpiram-Tiakloprid-Tiametoxam
4 A
Meniru tindakan agonis asetilkolin di nAChRs menyebabkan hyperexcitation. Asetilkolin adalah neurotransmitter utama dalam sistem saraf serangga pusat.

Nikotin
Nikotin
4 B
5
Spinosin
Spinetoram-Spinosad
5
Allosterically mengaktifkan nAChRs menyebabkan hyperexcitation dari sistem saraf.
6
Avermektin dan Milbemisin
Abamektin-Emamektin benzoat-Lepimektin-Milbemektin
6
Allosterically mengaktifkan saluran utama klorida glutamat (GluCls) menyebabkan kelumpuhan. Glutamat adalah inhibitory neurotransmiter penting dalam serangga.
7
ZPT
Hidropren-Kinopren-Metopren
7 A
Diterapkan di pra-metamorfik instar. Senyawa ini mengganggu dan mencegah metamorfosis.

Fenoksikarb
Fenoksikarb
7 B

Piriproksipen
Piriproksipen
7 C
8
Akil halida
Metil bromida and other alkil halid
8 A
Menghambat pembentukan sel. hanya mekanismenya belum diketahui.

Kloropikrin
Kloropicrin
8 B

Sulfuril fluorid
Sulfuril fluroid
8 C

Boraks
Borax
8 D

Tartar emetrik
Tartar emetrik
8 E
9
Pimetrozin
Pimetrozin
9 B
Menyebabkan penghambatan makan selektif pada kutu putih dan kutu daun

Flonikamid
Flonikamid
9 C
10
Klofentezin – Heksitiazok – Diflovidazin
Klofentezin – Heksytiazoks – Diflovidazin
10 A
Menghambat pertumbuhan tungau

Etoksazol
Etoksazol
10 B
11
Bacillus thuringiensis atau Bacillus sphaericus
Bacillus thuringiensis subsp. israelensis-Bacillus sphaericus-Bacillus thuringiensis subsp. aizawai-Bacillus thuringiensis subsp. kurstaki-Bacillus thuringiensis subsp. tenebrionis. Bt crop proteins: Cry1Ab; Cry1Ac; Cry1Fa; Cry2Ab; mCry3A; Cry3Ab; Cry3Bb; Cry34/35Ab1
-
Racun protein yang mengikat pada reseptor pada membran saluran pencernaan tengah dan mendorong pembentukan pori-pori mengakibatkan ketidakseimbangan ion dan septicaemia
12
Diafentiuron
Diafentiuron
12 A
Menghambat enzim yang mensintesis ATP pada mitokondria

Organotin mitisid
Azosiklotin-Siheksatin-Fenbutatin oksid
12 B

Propargit
Propargit
12 C

Tetradifon
Tetradifon
12 D
13
Klorfenapir – DNOC – Sulfuramid
Klorfenapir-DNOC-Sulfuramid
13
Gangguan pada gradien proton; sirkuit gradien proton (disebut : protonofores) yang pendek pada mitokondria sehingga ATP tidak dapat disintesis.
14
Nereistoksin analog
Bensultap-Kartap hidroklorid-Tiosiklam-(Tiosultap-sodium)
14
Memblokir saluran ion nAChR sehingga blok sistem saraf dan kelumpuhan. Asetilkolin adalah excitatory neurotransmitter (penghubung) utama dalam sistem saraf serangga pusat.
15
Benzoilurea
Bistrifluron-Klorfluazuron-Diflubenzuron-Flusikloksuron-Flufenoksuron-Heksaflumuron-Lufenuron-Novaluron-Noviflumuron-Teflubenzuron-Triflumuron
15
Menghambat biosintesis kitin
16
Buprofezin
Buprofezin
16
Menghambat biosintesis kitin pada beberapa serangga khususnya kutuputih
17
Siromazin
Siromazin
17
Merontokkan kutikula saat proses pergantian kulit serangga
18
Diasilhidrazin
Kromafenozid-Halofenozid-Metoksifenozid-Tebufenozid
18
Meniru hormon ganti kulit (ekdison) menginduksi kutikula serangga dewasa agar rontok sebelum waktunya
19
Amitraz
Amitraz
19
Mengaktifkan reseptor oktopamin mengarah ke hyperexcitation (rekasi saraf berlebihan). Oktopamin adalah hormon pada serangga yang menyerupai adrenalin seperti neurohormon untuk pertahanan diri atau untuk terbang.
20
Hidrametilnon
Hidrametilnon
20 A
Menghambat transpor elektron pada mitokondria sehingga mencegah pemanfaatan energi oleh sel.

Asequinosil
Asequinosil
20 B

Fluacripirim
Fluacripirim
20 C
21
METI akarisida dan insektisida
Fenazakuin-Fenpiroksimat-Pirimidifen-Piridaben-Tebufenpirad-Tolfenpirad
21 A
Menghambat transpor elektron pada mitokondria sehingga mencegah pemanfaatan energi oleh sel.

Rotenon
Rotenon (Derris)
21 B
22
Indoksakarb
Indoksakarb
22 A
Memblokir saluran natrium menyebabkan pemadaman sistem saraf dan kelumpuhan. Saluran natrium yang terlibat dalam penyebaran potensial aksi di sepanjang akson saraf.

Metaflumizon
Metaflumizon
22 B
23
Asam Tetronik dan Asam Tetramik
Spirodiklofen-Spiromesifen-Spirotetramat
23
Menghambat kerja asetil koenzim A karboksilase untuk mensintesis lipid yang merupakan langkah pertama dalam biosintesis lipid sehingga menyebabkan kematian serangga.
24
Fosfin
Aluminium fosfid-Kalsium fosfid-Fosfine-Zinc fosfid
24 A
Menghambat transpor elektron pada mitokondria sehingga mencegah pemanfaatan energi oleh sel.
Sianida
Sianida
24 B
25
Turunan Beta-Ketonitril
Sienopirafen-Siflumetofen
25
Menghambat transpor elektron pada mitokondria sehingga mencegah pemanfaatan energi oleh sel.
28
Diamida
Chlorantraniliprole-Cyantraniliprole-Flubendiamide
28
Aktifnya otot reseptor rianodin menyebabkan kontraksi dan kelumpuhan. Reseptor rianodin berperan melepaskan kalsium ke dalam sitoplasma dari sel intraseluler.


Contoh Cara Pergiliran Pestisida yang Baik dan Benar

Insecticide Resistance Action Committee (IRAC) dan Fungicide Resistance Action Committe (FRAC) mengharuskan agar rotasi pestisida dilakukan berdasarkan cara kerja yang berbeda, karena bahan aktif yang berbeda dapat mempunyai cara kerja yang sama. Pemberian kode cara kerja pestisida bertujuan untuk memudahkan petani dalam melakukan pergiliran pestisida. Ketentuannya sebagai berikut:

-          Kode cara kerja pestisida berupa angka dan huruf, golongan pestisida dengan kode angka yang sama menunjukkan cara kerja yang sama. Sebagai contoh, kode cara kerja pestisida golongan karbamat adalah 1A dan golongan organofosfat 1B. Artinya kedua golongan pestisida tersebut mempunyai cara kerja yang sama. Jika telah menggunakan insektisida dari golongan karbamat tidak dianjurkan menggunakan insektisida dari golongan organofosfat.

-          Cara melakukan rotasi (pergiliran) pestisida yang baik dan benar adalah dengan mengaplikasikan 2 atau 3 jenis pestisida dari golongan yang memiliki cara kerja yang berbeda. Misalnya menggunakan insektisida dari golongan karbamat, neonikotinoid kemudian dari golongan piretrin.

-          Kesimpulannya: bila mau mengaplikasikan 2 atau lebih insectisida lihat bahan aktifnya pada tabel di atas. Bahan aktif harus berbeda golongan dan cara kerjanya juga beda.

Semoga bermanfaat dan menambah pengetahuan tentang bahan aktif pestisida.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar