Budidaya tanaman sawi hampir
sama seperti tanaman lainnya. Prosesnya meliputi persiapan benih, penyiapan
lahan, penanaman, pemupukan, pengendalian hama dan panen. Perawatan dan
pengendalian hama dilakukan setelah tahap persiapan benih, penyiapan lahan, dan
penanaman.
Perawatan tanaman sawi meliputi
pemupukan, penyiangan, dan pemberantasan hama. Pemupukan pada tanaman sawi
meliputi pupuk dasar dan pupuk susulan. Penyiangan dilakukan untuk membersihkan
lahan dari rumput. Pemberantasan hama dilakukan bila tanaman sawi terserang
hama atau penyakit.
Hama yang menyerang tanaman
sawi biasanya berupa ulat, belalang, dan kupu-kupu. Tanda-tanda tanaman sawi
yang terserang hama dari jenis insect ini, daunnya bolong-bolong, batik pada
daun, dan daun rusak lainnya . Pencegahan atau untuk pemberantasan hama bisa
menggunakan pestisida jenis insectisida. Dipasaran banyak merek untuk
insectisida seperti Buldok, Virtako, Dursban, Regent, Arjuna, dan masih banyak
lagi.
Budidaya Sawi Secara Organik
Bila budidaya sawi dilakukan
secara organic, maka pupuk dan pestisida yang digunakan harus nonkimia (alami).
Pupuk menggunakan pupuk kendang/kompos dan pupuk organic lainnya. Kelebihan
sawi yang dibudidayakan secara organic, pertama, swai yang dihasilkan sehat,
kedua, harganya juga lebih mahal. Pupuk organic yang digunakan banyak macamnya.
Bisa menggunakan EM-4, Green Tonik, Eco Farming, dan masih banyak lagi. Pupuk
organic selain berfungsi sebagai pupuk juga dapat mengusir hama. Seperti pupuk
organic super aktif Eco Farming yang telah mendapat rekomendasi dari Dinas
Pertanian Jawa Barat telah terbukti dapat mengusir hama selain sebagai pupuk.
Sebagai saran dalam memilih pupuk organic; 1) carilah pupuk organic yang
sebelum di jual telah diuji coba minimal 5 tahun, 2) memiliki kandungan unsur
hara yang lengkap baik makro, sekunder, dan mikro, 3) sudah dicoba petani dan
hasilnya sesuai dengan fungsi yang tertera dalam iklan kemasannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar